Monday, April 2, 2007

[Journey] Truly a Wet Holiday, Citarik-Ujung Genteng, March 07

Ujung Genteng memang punya story khusus buat JeNus (aku-leo-ajenk-nana), coz disinilah kami pertama bertemu n menyatukan visi kegeloan kami tepat 2 tahun lalu, tgl 11 Maret 2005. Long weekend minggu lalu (17-18 Maret 2007) kami merayakan second anniversary di tempat yg sama dengan mengajak serta 15 teman lainnya… It’s truly a wet holiday, wet sensation down the river to the sea.. as is our advertisement J

 

Sabtu pagi itu kami berangkat dari Tebet sekitar jam 06.30 langsung menuju basenya Arus Liar di Cikidang. Perjalanan sedikit molor karena beberapa kali berhenti untuk memenuhi panggilan alam n futu-futu. Akhirnya jam 10.30 rombongan mulai mendayung, mengarungi jeram-jeram cinta di sungai Citarik. Lots of fun ditemani hujan rintik. Ira terlempar keluar saat melewati jeram kedua, while sisca n fitri justru menceburkan diri dengan suka rela. Sesampainya di Pelabuhan Ratu, ternyata mereka sangat kelaparan dan semua makanan yg tersedia pun dilahap licin tandas.

 

Istirahat sejenak, rombongan melanjutkan perjalanan ke Ujung Genteng. Saking lelahnya sebagian besar tertidur di bis, dan sebagian lagi sibuk menggasak perbekalan, pisang dan manggis yg sempat kami beli di pasar Pelabuhan Ratu pun habis tak bersisa. Tiba di penginapan di Ujung Genteng ternyata sunsetnya tertutup awan, hikkss hiks.. untung ada pisang goreng yummy yg hadir menghibur ;-p ..

 

Usai mandi n makan malam, ternyata para ojekers sudah berkumpul siap mengantar kami ke Pantai Pangumbahan melihat penyu bertelur. Ojekers di Ujung Genteng ini luar biasa, jago banget menaklukan medan pasir-sungai-laut walaupun motornya bebek dan bukan motor trail. Mau ga mau para cewek pun terpaksa berpegang erat, udah ga inget lagi deh urusan bau wangi jaketnya si mamang. Tiba di Pangumbahan, tak lama menunggu kami sudah dapat melihat seekor penyu hijau yang habis bertelur. Untuk melihat penyu ini kita tak boleh ribut dan tidak boleh ada cahaya, dan kita juga tidak boleh mengganggu saat mereka baru naik ke darat hingga saat mereka selesai bertelur dan mulai menimbun pasir.

 

Sedih juga melihat perjuangan penyu ini, bayangkan betapa setianya mereka pada tanah air tempat mereka dilahirkan, walaupun bertahun-tahun mereka menjelajah samudera tapi saat tiba masa bertelur mereka akan kembali ke tanah airnya. Kira-kira kita yang terlahir sebagai manusia Indonesia bisa setia seperti penyu-penyu itu gak yah sama tanah air kita? Lebih sedih lagi saat melihat tetesan air mata penyu itu usai bertelur, entah berapa telur yang dapat selamat, menetas dan bertahan hidup hingga besar? Alam dan tangan manusia kerap kali membinasakan mereka. Telur dan dagingnya diburu oknum-oknum tak bertanggung jawab, diperjual belikan sebagai hidangan mewah. Kadang mereka pun mati sia-sia karena terjerat jaring nelayan yang tertanam di lautan lepas. Penyu Hijau di Ujung Genteng termasuk spesies langka, mari kita bantu melestarikannya agar kelak anak cucu kita masih dapat melihat mahluk cantik ini.

 

Sambil menunggu penyu yang lain naik ke darat, kami menikmati malam di Pangumbahan. Merebahkan diri di atas pasir lembut, ditemani pisang goreng, menikmati angin sepoi dan menatap langit cerah bertabur bintang. What a life! Wow banyak sekali bintangnya dan tampak sangat dekat, entah rasi apa aja.. (jadi inget bintang-bintang di dermaga pulau peucang deh). Satu-dua- wow! Lima !! bintang jatuh yang aku lihat. (sayang ga sempet make a wish, secara otaknya masih terisi penyu oh penyu..).. Hampir tengah malam saat kami menyerah dan memutuskan pulang.. tampaknya sekarang semakin sedikit saja penyu yang nampak, entah karena habitat alam Ujung Genteng yang sudah tak nyaman bagi mereka, atau semakin berkurangnya populasi spesies ini.

 

Tiba di penginapan kami masih sempat berkumpul lagi, ngobrol cekikikan sambil mengunyah jagung dan kacang rebus plus bandrek hangat. Ternyata ABG kita Arfan memecah rekor, kalem banget, tau-tau udah tiga jagung lenyap tak bersisa..  Udah kenyang, baru deh bobo.. zzz

 

Cita-cita mo bangun jam 5 pagi, nguber sunrise di muara pelelangan.. ternyata dini hari itu hujan deras mengguyur, ga mungkinlah sunrisenya muncul.. jadilah tarik selimut lagi, ngelanjutin mimpi.. Bangun-bangun jam 06.30 saat diberitahu bahwa sarapan sudah siap.. dasar perut karet semua!!.. Usai sarapan ojekers sudah berbaris rapi di depan penginapan, pagi ini kami kembali berojek ria untuk bermain pasir di pantai Cipanarikan dan Pangumbahan.. Cipanarikan ini agak berbukit (mirip Dreamland Beach Bali) hingga kita pun harus hiking pakai ojek.. brem brem.. huaa serem euyy.. tapi perjuangan kita mempertaruhkan pantat hingga tepos dan perut kaku kegelian terguncang-guncang sepadan dengan pemandangan indah yang terlihat.. “ it’s cool, awesome..” gitu deh komentar Irene, the Philipinos girl yang ikutan kita.. langsung deh semua berlarian menuruni bukit pasir dan bermain ombak.. psst ada couple lagi bikin prewed session, godain yuukk.. tapi keknya mukenye pada jutek-jutek niyy… ah masa kita  kalah, jadilah prewed versi Merlyn-Taufik n Sisca-Taufik.. narcis banget.. pokoke ga ada yg diperbolehkan foto sendirian.. pasti aja ada perusuh di kanan kirinya..

 

Belum puas bermain ombak, hujan deras disertai angin kencang mengguyur kami semua, neduh sebentar tapi apa daya badan udah terlanjur basah-basah-basah ah ah ahhh.. sedihh, apalagi salah satu bintang trio macan kita, Mia harus merelakan sandal kesayangannya putus disini.. Akhirnya kami memutuskan lanjut aja berojek ria ke Pangumbahan.. ternyata hujan tak terlalu deras disini, kami bisa bermain ombak lagi deh.. disini, acara utama adalah prosesi pelepasan tukik (bayi) penyu.. duh lutunya mereka berjalan cepat menuju laut dan tak lama kemudian hilang ditelan ombak.. sampai jumpa penyu-penyu cantik, selamat berjuang menuai hidup, semoga kalian dapat bertahan hingga beranak cucu nantinya.. kiss byeee… yak, lanjut.. photo session.. berpegangan, berpelukan, berlarian.. ancurrr..

 

Waktu semakin siang, sudah saatnya kembali ke penginapan.. mandi-mandi (busyeett badan isinya pasir semuaa).. makan siang.. dan cek out.. bye bye Ujung Genteng..  tujuan selanjutnya adalah Curug Cikaso yang terkenal indah dengan tiga tirai kembarnya.. bis kami berhenti tidak jauh dari jembatan besar yang melintasi sungai Cikaso, menumpang perahu motor kami menuju hulu sungai.. wow, tampak terlihat air dari curug yang berwarna hijau bercampur dengan air sungai yang berwarna coklat keemasan.. kewreenn.. trekking sedikit menuju curug jalanannya cukup licin, harus extra hati-hati (tapi ga seheboh curug Cipiit di Gunung Halimun medannya).. tak terlalu jauh dan di depan mata sudah terpampang curug kembar tiga ini.. masih tegak berdiri dengan angkuhnya.. Subhanallah.. sayang matahari tersembunyi di balik awan.. biasanya kalau cuaca cerah pantulan sinar matahari bisa membuat ketiga tirai itu berwarna warni ..mejikuhibiniu banget deh..  Pak Cik Faizul dan Taufikpun langsung bermandi-mandi di kolamnya.. segerr banget airnya.. while trio macan –Mia-Mutia-Merlyn lanjut dengan sesi foto-fotonya.. hehe.. wekksss ternyata couple yg ketemu kita di Cipanarikan juga nyusul foto-foto kesini.. lengkap dengan kebaya dan jasnya.. langsung deh kena godaan anak-anak lagi.. suit suit..

 

Puas bermain air, sadar diri waktunya pulang.. kembali ke Jakarta.. perjalanan pulang terasa lama, saat fisik sudah lelah, kelok-kelok tajam sepanjang Surade – Pelabuhan Ratu terasa menyiksa.. HIV pula.. tak heran waktu tiba di rumah makan sunda di daerah Parung Kuda tempat kami singgah makan malam, wajah-wajahnya sudah sangat lelah, dalam keheningan nasi timbel porsi besar beserta ayam-tahu-tempe-lalapan-sayur asem dilahap dengan cepat.. laperr boo.. sekitar jam 22.30 kami tiba di Jakarta.. untung Seninnya libur, jadi masih bisa istirahat.. secara badan terasa retak-retak semua.. but most of all.. it’s a nice trip with nice people.. truly a wet holiday.. wet but fun..

 

Many thanks to Leo, Ajenk, Nana.. good work pals..

 

 puspita widowati - 20 March 2007

2 comments:

  1. yg prewedding di cipanarikan gagal total kehujanan di lautan pasir... :-(
    akhirnya ikut berteduh di rumah kehutanan tempat saya menginap... :D

    asyik juga ya bisa lepas tukik....

    ReplyDelete
  2. wah ternyata mr. petrus ada di rombongan itu juga.. hihihi jadi malu nih ketauan kalo kita pada tukang usil semua.. sayang yah waktu di cipanarikan ujan gede gitu, padahal dah jauh-2 mo foto priwet, kesiann..

    ReplyDelete