Tuesday, January 31, 2006

Jika Traveling adalah suatu Pelarian.. So What Gitu Loh..

Hari ini saya merasa sangat excited, berbinar-binar seperti abg jatuh cinta, mau tau sebabnya? Karena di depan mata saya terpampang gambar-gambar pemandangan indah dari website Pulau Derawan, impian tujuan wisata saya selanjutnya. Merencanakan liburan lengkap dengan detil agenda, memikirkan dress code dan peralatan yg harus dibawa ternyata efeknya sungguh dahsyat untuk aura bahagia saya saat ini. Jauh lebih mengasyikan dibanding dating with any cute guys ;-p. Lebih excited lagi membayangkan saya akan pergi benar-benar sendirian kesana, membelah hijaunya belantara Kalimantan dan sungai Berau yang di kanan-kirinya bergelantungan monyet hidung merah. Oh God, I cant hardly wait. Yummy..

Jadi ingat, seorang teman pernah menanyakan apakah saya traveling untuk pelarian? The answer is Yes and No. Yang pasti traveling bisa membuat saya bahagia, jangankan menjalaninya, merencanakannya saja sudah membuat saya berbinar-binar seperti ini. Saat traveling kita bisa melihat kebesaran Tuhan yg menciptakan sulaman landscaping dan lautan yang begitu indah, melihat perjuangan bapak petani dan paman nelayan menjalani kehidupan, membuat kita tak punya pilihan lain selain mensyukuri nikmat dan mencintai Sang Pencipta. Di saat sejauh mata memandang hanya ada laut tanpa batas dan langit biru yg begitu megah, luruh sudah semua kesombongan dan ego kita. Begitu kecil kita ternyata. Melihat para polisi hutan dengan gaji yg minim bisa bertanggung jawab pada profesinya, menjaga alam dan hewan-hewan yg dilindungi dengan penuh cinta. Ternyata arti cinta yg selama ini dikupas habis di majalah Cosmo, Female dll, tidak ada apa-apanya.

Selalu ada hal menarik yg bisa kita temui dalam perjalanan, that’s why St. Agustinus said “a world is like a book, the one who stays at home reads only one page”. Mahal memang yg namanya jalan-jalan, tapi jika kita anggap sebagai investasi untuk pengkayaan diri maka bisa dikatakan traveling is value for money. Di Manado saya belajar tulusnya kasih secara universal, torang samua basodara ternyata bukan cuma slogan disana, di setiap rumah kami selalu dijamu besar-besaran, walau baru kenal hari itu. Melihat keseharian napi kelas kakap di Nusa Kambangan yg ternyata punya rasa takut, bisa tersipu malu saat digoda dan pilu menatap kosong bercerita betapa mereka merindukan keluarganya, ahh ternyata mereka juga manusia. Memaknai perjuangan ibu hamil yg harus naik ojek 7km untuk menemui bidan di Ujung Genteng. Berpacu dingin menerobos kabut menyapa petani kentang yg sedang panen di dataran Dieng, jahil menggoda ibu-ibu kemayu pemetik daun teh di Ciwidey. Bermain di tengah senja berteman temaram pelita di kapal nelayan, menunggu dalam harap cemas adanya ikan yg tertangkap. Terapung di laut dgn gemerutuk kedinginan dan perut sangat lapar saat menunggu kapal menjemput di pulau seribu. Tubuh basah kuyup naik kapal ketinting di Tenggarong. Tangan belepotan belajar jadi pengrajin gerabah di Lombok.

Mungkin seperti ectasy, awalnya pelarian, belakangan jadi ketagihan… hehehe..
------------------------------------------- 
Jika hidup terasa gelap, nyalakan saja lampunya…itu kata seorang psikolong ternama.

Disarankan dalam sebuah artikel agar kita harus percaya bahwa kita bisa bahagia, lakukan apa saja untuk membuat kita gembira. Kenakan busana berwarna ceria, pajang hiasan bernuansa gembira, atau saksikan tayangan yang penuh tawa. Jangan mematikan lampu yang menerangi jiwa. Hentikan keluhan mengenai cuaca yang buruk. Hibur diri sendiri dengan mengatakan bahwa segalanya hanya akan ada untuk sementara waktu saja. Berikan semangat kepada diri sendiri, setelah segala kesedihan pergi maka kehidupan kita akan terasa semakin berseri. Mari lakukan hal-hal positif yang kita sukai !!

Tuesday, January 17, 2006

Hari Ini Temanku Menikah

Ahad Delapan January


hari ini temanku Fey & Bonky menikah


 


aku iri pada mereka…


 


bukan… bukan karena akhir bahagia kisah cinta mereka yg begitu manis


bukan juga karena mereka berlari cepat mendahului kami yg masih tertatih


tahu diri, kami mungkin masih harus terus tirakat puasa senin kamis


sabar menunggu cinta sejati datang bersama arus deras dari sungai cicatih


 


ahhh itu kisah mereka.. kisah yg lain mungkin berbeda


misalnya diantar merpati pos, atau kalau lebih cepat mungkin pakai jasa kurir tnt


bisa juga kisahnya masih terapung bebas di laut bunaken (ayo cari kail !)


bukan juga? sincia hampir tiba, adakah tergantung di pohon angpau?


 


tapi sungguh aku iri... pada meriahnya pesta pernikahan mereka..


begitu banyak cinta bertabur disana..


 


denting musik, yg rupanya mengalun dari hati setiap yg hadir


semerbak wangi bunga, yg rupanya tercium dari bibir-bibir penuh doa


lezatnya masakan, yg rupanya diracik dengan pengorbanan tulus para sahabat


dan cerahnya mentari, yg rupanya dipawangi binar mata bahagia sang Ibunda


 


aku iri pada mereka..


malam ini pasti mereka masih lelah seusai perhelatan itu..


minggu depan pasti mereka sudah sibuk dengan acara bulan madu..


 


tapi hari ini entah sampai kapan, aku masih terharu biru..


 


^ puspita ^


Jan 8, 2006



 


 


Fey adalah sosok teman yg penuh perhatian, bak penyejuk di telaga yg selalu memberi semangat untuk sekitarnya, kaki kuatnya dalam pendakian belum seberapa kuat dibanding tekadnya turut melestarikan alam Indonesia. Ketulusan dan pengorbanannya selama menjadi moderator Nature Trekker dan koordinator berbagai event adventure telah menjadikannya wanita perkasa yg begitu disayangi semua yg mengenalnya. Pada pesta pernikahan yg diadakan di kediaman orang tuanya, puluhan teman tak mau ketinggalan moment ijab kabulnya, bahkan banyak yg rela menginap utk mendapatkan gambar terbaik setiap gerik dua merpati itu (termasuk kerbau dan kambing yg turut hadir di halaman mushola). Semua hanya karena cinta.


 


Selamat Bahagia utk Fey & Bonky

Tuesday, January 3, 2006

A Friend in Need is A Friend Indeed


…teman adalah hadiah dari Tuhan untuk kita, mereka bagaikan malaikat-malaikat kecil yang tak bersayap…


Aku yakin semua orang di dunia ini pasti punya teman, entah seberapa dekat dan seberapa tulusnya hubungan mereka. Tapi aku tak yakin kalau teman yg mereka miliki sehebat teman-teman yg aku miliki. Karena teman-temanku tetap mendampingiku bahkan disaat aku tak punya apapun yg bisa aku tawarkan pada mereka. Juga pada saat aku hanya ingin membisu dan sibuk dengan alam pikirku sendiri.


Mari kita bongkar bersama koleksi teman yg kita miliki. Berapa banyak diantara teman yg kita punya yg mengingat kita tidak hanya pada saat susahnya, tapi juga membagi saat senangnya dengan kita. Sebaliknya apakah mereka juga ada saat kita bersuka maupun berduka. Kalau belum banyak, ehm mulailah menoleh kanan kiri dan melihat orang-orang yg baik dan tulus yg bisa dijadikan koleksi teman kita J


Seorang teman yg menemani di saat duka tidak berarti harfiah ikut menangis bersama disamping kita, atau menyodorkan a shoulder to cry on. Tapi seorang teman yg baik akan mengusahakan kita terobati dan bangkit dari luka kedukaan. Seperti obat pada umumnya, mungkin rasanya pahit tapi khasiatnya menyembuhkan.


Aku punya beberapa teman yg selalu mencaci-maki diriku disaat aku sedang bersedih atas kegagalan dan ketidakmampuanku akan suatu hal, mungkin orang lain yg melihat akan menganggapnya kejam dan heran, orang sudah jatuh kok masih ditimpa tangga. Tapi ternyata ’pecutan’ mereka bisa membangkitkan aku bahkan membuatku merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Ada juga yg tampak sedikit tak perduli dengan cerita sedih kita, dan memilih sibuk bercerita tentang kegiatannya di hari itu, ngoceh ngalor ngidul dan akhirnya terselip cerita lucu yg membuat semua yg mendengar tertawa. Kemudian dia akan tersenyum lega seraya berkata, gue seneng lu bisa ketawa, ketika lu udah riang lagi gue yakin lu bisa atasin semua masalah lu sendiri.


Ada orang-orang yg secara luar biasa punya indera keenam yg cukup kuat hingga tanpa sadar selalu datang di saat yg tepat, walau phisically mereka tinggal di tempat yg jauh dan jarang menghubungi di hari-hari lain, tiba-tiba out of the blue bisa muncul dan menumbuhkan harapan baru disaat kita membutuhkannya. Bisa disebut teman-teman macam ini adalah keajaiban yg hadir dari suatu cinta yang tulus.


Bagaimanapun, teman adalah hadiah dari Tuhan untuk kita, mereka bagaikan malaikat-malaikat kecil yang tak bersayap. Memang diciptakan Tuhan untuk melingkupi kita dengan kasih. Bak simpanan tanpa bunga, namun juga tanpa biaya administrasi dan pajak penghasilan. Harus dimiliki! Tapi bagaimana cara kita memilikinya juga akan kembali kepada kita. Jika kita membeli teman dengan uang atau kekuasaan, maka seperti transaksi di bank, kita dapat hadiah langsung satu dos indomie saat buka tabungan, semakin banyak hadiah didapat saat kita tingkatkan saldo tabungan. Tapi saat keadaan kita memburuk, saldo tabungan makin tipis, pajak dan biaya adminnya mulai terasa mencekik, bahkan untuk menutup tabungan tetap dikenakan biaya.


Mari kita berlomba jadi teman yg baik untuk teman-teman kita, kawan. Be a friend in need. Tulus memberi walau terkadang penerimaan terhadap pemberian kita tidak sesuai harapan kita. Kita bisa mulai menghargai juga pemberian orang lain. Contoh kecil, kadang kita menganggap sampah untuk forward email cerita kebajikan maupun jokes dari teman kita, padahal mungkin isinya bagus dan bisa menceriakan hari kita. Paling tidak, nun jauh disana, ada seseorang yg masih mengingat kita dan berharap dapat memberikan sesuatu untuk kita.


Suatu hari nanti, sepuluh atau dua puluh tahun kedepan, saat orang bertanya padaku, apa rahasia kamu bisa awet muda? Aku sudah tahu jawabannya... (Nope! bukan banyak minum air putih atau makan sayur tiap hari, tapi...).. Kasih Tuhan lewat teman-temanku dan keluargaku...


Thanks God, May You bless and take care all my friends wherever they are now…



puspita widowati - Jan 2006

 

--------------------

JEJAK - JEJAK TANAH BASAH

Seorang perempuan menemui kekasihnya dalam kesedihan .
Dia bertutur tentang kegagalanya lagi yang telah kesekian kali.
Lelaki di hadapannya itu hanya memandanginya dan tersenyum, lalu berkata setelah semua cerita dan air mata usai dipapar ,
" Kulihat sempurna sudah bintang di matamu, karena redupnya yang sesekali, " gadis itu terdiam.

Akhirnya kita sepakat untuk berjumpa di pulau itu, tepat seperti kisah kita lima tahun yang lalu.

Bahkan tidak ada yang berbeda , saat hujanpun turun akhirnya seperti hujan lima tahun yang lalu, disusul dengan hujan air matamu seperti sekarang yang serupa dengan tempo dulu.

Ah, entah kenapa bahkan hingga sekarangpun kita belum kunjung sejalan.

Mungkin lima tahun lagi jangan lagi pertemuan kita untuk mengharapkan adanya persamaan dan bukan permintaan atas pertemuan yang menjadi pengulangan hari kemarin.

Bukankah hidup adalah perubahan bukan rotasi untuk sebuah pengulangan kisah kemarin.

Waktu hingga tibanya hati tersentuh kenyataan untuk sebuah doa dari yang jarang, siapa yang memulai untuk melukiskan balik tentang bagaimana aku bisa sampai di sini ?

Waktu kemarin aku masih bertanya - tanya akan berdiri di mana aku dua tahun lagi, besok atau tahun depan, masihkah berdiri pada shaf yang sama di pulau ini?

Dan saat semua berubah lepas sujud, butir air mataku menetes, terlalu banyak kisah untuk dipaparkan terlalu pendek waktu untukku menulis tangis dan takutku akan malam - malam itu, sungguh aku terhempas Tuhan untuk besok dan hari dari kaki yang aku tahu akan berdiri di mana kelak.

 

from Andrey


Sunday, January 1, 2006

Kalau Aku Pulang Nanti




saat kuucap salam Assalamualaikum.. Tuhan, aku pulang..



ingin sekali aku mencium ujung kakiMu dan bercerita banyak dalam nikmatnya belaianMu..



Tuhan, usai sudah jalan-jalanku di bumi…



aku senang Kau ijinkan aku main kesana..





 


selama disana aku tidak tinggal dihotel mewah,



tapi sebuah keluarga yang baik hati menampungku..



selama disana aku bertemu dengan banyak manusia,



mereka sangat unik, sifatnya beragam,



ada yang licin seperti belut, keras seperti batu



ada yang halus lembut dan rapuh seperti kapuk



untung saja ada banyak manusia baik hati mau jadi temanku ..



Terima kasih Tuhan..





 


aku sempat bersekolah Tuhan, di tempat yang bergengsi pula..



sayang, tak semua manusia pandai bisa mencicipi nikmatnya sekolah..



aku sempat bekerja Tuhan, merentang karir di perusahaan besar..



sayang, tak semua manusia rajin punya kesempatan yang sama..



aku sempat bercinta Tuhan, menikmati dua tahun yang indah bersama kekasihku..



sayang, tak semua manusia pernah merasakan indahnya cinta sejati..



aku juga sempat memeriahkan malam-malam pesta Tuhan ..



sayang, banyak manusia yang tak mau bangun dan ingin terus berpesta..



aku juga sempat melewati hari-hari penuh duka, sakit dan terluka..



sayang, tak semua manusia bisa mengambil hikmah dari sakitnya..



sayang tak semua manusia beruntung mau tunduk dalam rasa syukur,



atas semua pahit manis tebal tipis hidupnya..





 


selama disana, dengan mata yang kau pinjamkan ini Tuhan..



aku lihat banyak tempat indah hasil ciptaMu yang tak terurus..



aku ke pulauMu, jumpa burung yang menangis mencari sarangnya..



aku ke hutanMu, jumpa pohon yang tumbang terluka parah..



aku ke lautMu, jumpa ikan-ikan kecil yang sesak napas ..



aku ke gunungMu, jumpa bukit kapur yang gundul dan berketombe..



ah Tuhan, semakin sedikit manusia yang mau memelihara alam indahMu..



 


aku jadi khawatir Tuhan, kalau mereka melihat surgaMu, masih tetapkah mereka seserakah itu?






kalau aku pulang nanti Tuhan, aku tetap jadi bidadari kecilMu kan?.







- Puspita, 2005 -