Monday, October 18, 2010

[Journey] Phuket - A Land of Smile - Part 2

lanjutan 
Day 3 – City Tour Time 


Bangun pagi badan kami terasa sakit semua, rasanya masih ingin bermalas-malasan, toh city tour kami baru mulai jam 1 siang. Ups tapi kami harus sarapan.  Menunya masih sama seperti kemarin. Tapi porsi kami bertambah, bukan untuk dimakan pagi itu juga, tapi untuk dimasukkan tas saat tiada waiters mengamati kami. Hihihi jatah makan siang J. Usai sarapan, kami kembali ke kamar, berkemas dan tidur-tiduran lagi. Mendekati waktu makan siang kami mandi dan cek out. Tepat jam 2, tour kami datang. Lho kok jemputnya pakai Avanza, bukan bis seperti yg kami lihat kemarin, lhow kok cuma kami berdua, dan memang hanya kami berdua, haiaaa pantes seorang THB1000, ini sih sama aja sewa mobil.  Supir merangkap guide kami memperkenalkan diri  sebagai “Pyour” setidaknya itulah yg terdengar di kuping kami. Susah yah namanya. 

Tujuan pertama ke Karon View Point, dari atas bukit kita melihat lekuk-lekuk pantai Karon-Kata-Rawai yg berdampingan, Subhanallah indahnya ciptaan Mu.  Di atas sini langit masih terang benderang, begitupun di tiga pantai tadi, tapi awan gelap menggantung di pulau kecil yg berada tidak jauh dari Kata. Wah hujan deras tuh. Usai jeprat jepret kami langsung menuju tempat kedua, Big Budha, dari jauh sudah terlihat Sang Budha bertengger gagah diatas bukit, tapi tak lama kemudian tertutup oleh awan gelap, yahh hujan. 


 -- view from Karon view point --



 -- Chalong Temple --

Sambil berpayung ria kami berfoto dengan latar belakang Big Budha yg ternyata masih on development. Beda dengan Big Budha di Hongkong yg dibalut besi baja, di Phuket ini Big Budhanya berbalut marmer, kebayang khan betapa ribet nyusun-nyusun pas lekukannya. Perjalanan dilanjutkan ke Chalong Temple, temple tertua dan tercantik di Phuket. Kalau tadi di Big Budha hujan, disini panasnyaahh minta ampun. Di area Chalong Temple ini ada dua bangunan, yg satu khusus untuk berdoa, yg satu untuk turis. So, kita cuma bisa masuk yg untuk turis aja. Bangunannya mirip-mirip lah dengan temple aslinya, di dalamnya ada puluhan patung Sang Budha dalam berbagai posisi. Rupanya tiap posisi itu digunakan untuk berdoa di hari yg berbeda, misal Sang Budha dengan telapak tangan kanan menghadap ke depan digunakan untuk berdoa di hari Selasa.  

Karena kami mulai kelelahan dan kepanasan, Pyour mengajak kami ngadem dulu, tea break di Wang Talang assesories centre. Semacam mall dua lantai, lantai pertama berupa showroom perhiasan, dan lantai kedua menjual berbagai macam kerajinan (yg versi premium, semacam sarinah). Berhubung mahal-mahal, aku dan Sisca melihat-lihat saja dan membujuk Pyour untuk ke coffee shopnya. Di coffee shop kami disuguhi thai tea (mirip tea tarik yah) dan roti unyil sepiring. Tandas seketika, selain lapar dan doyan maksudnya juga biar cepet lanjut ke tujuan berikutnya ;). 

Next stop, Cashew Nut Factory, tempat pengolahan dan penjualan kacang mede. Sebagian besar sih outlet penjualannya, hanya disudut belakang ada 3 mesin tradisional pengupas kacang mede, dan ada seorang wanita yg memperagakan cara penggunaannya, Hmm disini ginian aja jadi tujuan wisata yah, di Negara sendiri mau ada ratusan pengolahan kacang kita cuek-cuek aja yah, duuhh. Sore kian menjelang, Pyour mengajak kami bersegera menuju Promtep Cape, semacam bukit untuk melihat sunset, konon disini tempat terbaik untuk melihat sunset di Phuket. Kita bisa melihat matahari turun ke laut dari atas bukit, kata Pyour. Setibanya disana, kami terlongong, lhaa banyak betull pengunjungnya, again kayak Ancol pas liburan. Kebetulan awan gelap turun lagi, jadi sunsetnya ga keliatan, hiks, padahal ada couple yg lagi sesi foto priwed lhow, kasian deh gelap aja fotonya. Still, the best and the most romantic sunset view point I ever had, was Klapa Dreamland Bali. Don’t miss it, dude.


 -- Promtep Cape--

Sunset gagal, kami tidak terlalu kecewa, yg kami harapkan adalah makan malam kali ini wuenak, kan udah bayar mahal tournya.  Pyour membawa kami ke sebuah resto di dekat pantai Chalong, namanya PhongPhang, rupanya dia dulu marketing disini. Restonya sangat ramai meskipun tampilannya biasa banget, semua meja occupied. Tanpa lama menunggu 5 jenis hidangan tersaji di meja kami, aneka seafood plus sup tom yam. Wahh makan malam yg cukup mewah untuk kami, yg biasanya ngirit dengan alasan diet. Sambil bertukar cerita, Pyour memberikan kartunamanya, ehm ternyata namanya bukan Pyour, melainkan Sataporn panggilannya porn, tapi kok kayak porno, ganti nama deh jadi Paul, hahaha jadi kami salah dengar tooh.

Selesai makan, Paul mengantar kami ke Karon Princess hotel yg sudah kami book sebelumnya lewat agoda.com. Cek in langsung bobo.

Day 4 - James Bond Island/ Phang Nga Bay Tour

Jam 8 pagi kami dijemput di lobby hotel, langsung menuju dermaga Ao Por. Sambil menunggu keberangkatan, kami numpang ke toilet di toko penjual souvenir, tokonya sih biasa banget, beralas tanah, tapi toiletnya bersih banget, wangi pula, ini bedanya sama tempat kita. Sempat juga aku iseng membeli topi lebar sebelum kami dinaikkan ke tuk-tuk besar menuju kapal. Boatnya besar dan bertingkat, lantai bawah tertutup dan ber-AC, lantai atas open air tapi ada penutup atapnya. Hampir semua peserta tour memilih lantai atas, pingin nikmatin angin laut juga rupanya. Hoo ternyata makanan minuman juga tersedianya di lantai atas, ada satu meja panjang tempat tersajinya buah-buahan tropis dan minuman.  Berbeda dengan peserta tour ke Phiphi, peserta tour James Bond ini lebih bervariasi, lokal-asia-eropa-bahkan timteng. Kebetulan di sampingku adalah keluarga asal Iran, anaknya ganteng boo (later on baru tau kalau Sayan-nama si ganteng- itu bukan anak mereka, hanya teman seperjalanan aja, hallah penting ga sih cari tahu ;p). 

Pemberhentian pertama adalah Naka Island, yg seharusnya jadi tujuan terakhir. Pulau Naka ini pantainya landai dan pasirnya putih, disini peserta tour boleh berlatih kano ataupun berenang bebas di pantai. Kami berdua pilih latihan kano, heboh deh, judulnya cebur-ceburan n muter-muter ga jelas hihii. 



Balik lagi ke kapal, perjalanan dilanjutkan ke Panak Island, disini kami canoeing lagi, tapi ada pemandunya, soalnya masuk-masuk ke dalam gua. wow stalakmit stalaktitnya keren, batmannya juga banyak banget. airnya tenang dan meskipun warnanya hijau tapi bening. Selama di dalam gua, kami dilarang membuat kegaduhan, takut mengganggu para batman bobo.



Lanjut lagi, pemberhentian berikutnya Hong Island, lagi-lagi canoeing, ada masuk ke cave juga, yg bener-bener tipis atasnya hingga kami  harus tiarap agar tak terantuk. Hong Island ini mirip-mirip di Grand Canyon yah, tebing-tebing berlumut gitu, tapi ini dikelilingi lautan. Nah pas lagi canoeing di Hong Island ini aku baru nyadar si pangeran Iran ternyata genit, secara dia ngedipin mata gitu waktu perahu kami berpapasan, yeee maless.



Waktu sudah semakin siang, saatnya makan siang disajikan. Banyak sekali makanannya dan enak-enak, dominasi seafood pastinya, calamari dan tom yam soupnya mantap. Boleh nambah! yippie. Sambil makan awak kapal memainkan lagu-lagu dari CD, ndilalah ada keluarga Iran bawa CD lagu Iran, diputarlah itu CD, eh si pangeran Iran nari-nari kayak uler india. hedeh ganteng tapi kelakuan caur.
  -- with Iranian family --

Tujuan terakhir adalah James Bond Island, disini kita turun agak lama ke daratan, liat-liat perkampungan nelayan muslim dan juga lokasi syutingnya mas James Bond itu. Berhubung cika mendadak kedatangan tamu bulanan, keliling deh nyari "roti jepang" sekalinya ada yg jual harganya 100THB untuk 5 pcs saja. Geblek, mungkin dia tahu barang ini bener-bener dibutuhin. Hampir dua jam acara bebas kami disini. Peluit panjang berbunyi waktunya kembali ke kapal lagi.

Dalam perjalanan kembali ke Phuket kami melewati Panak Island tempat kami canoeing liat batman dalam gua, eh sekarang air lautnya sudah pasang, jadi guanya tertutup air laut, hanya terlihat celah kecil saja. Subhanallah, bisa gitu yah, terus batmannya gimana yah.
Kembali ke hotel matahari sore masih bersinar cerah, kami memutuskan untuk membersihkan badan di kolam renang hotel, eh kebetulan ada whirlpoolnya. Sambil menikmati pijatan air di kolam, kami ngobrol ngalor ngidul, untung ga ngomongin orang disekitar kolam, secara tak lama kemudian seorang wanita yg tadinya duduk di kursi malas pinggir kolam bersama pria bule mendekati kami dan menyapa dengan ramah "haiii dari jakarta yah, nginep disini juga?', hihihi orang Indo juga ternyata.. 

  -- Tuk Tuk  --
  -- Cute Jabrix --
  -- Karon Beach --
 
  -- Karon Princess hihihi --
Malam menjelang, belum bisa bersantai di kamar, kami harus ke Thavorn Grand Hotel di ujung pantai Karon, mencari informasi shuttle bus menuju Thavorn Grand di Phuket Town, ternyata jauh juga jalannya untung jogging track di tepi pantai aman dan nyaman. Hotelnya luas sekali, cenderung menyeramkan karena gelap dan agak tua, kaki mau lepas rasanya cari lobby mereka susah banget ketemunya. Akhirnya setelah ketemu lobby, menghadapi mbak-mbak yg judesnya minta ampun, kesimpulannya kalau kita ga nginep di Thavorn Karon ga bisa pakai shuttle itu, meskipun kami bersedia bayar, tetep ga boleh, iiihh pelita hati luu mba.
Jalan balik ke hotel, kaki terasa melayang, mampir ke kompleks pertokoan samping hotel kami, eeh ada pijat reflexi ala Thai, langsung deh dicobain, belum lama dipegang, aku dan sisca tidur pulas hahaha.
Day 5 - Hijrah ke Phuket Town
Hari ini bisa disebut hari terakhir kami di Phuket Island, soalnya besok balik ke Jakartanya flight jam 6 pagi boo, jadi pagi buta kudu cabcus ke airport. Usai sarapan, kami menyusuri pantai Karon foto-foto dan mencari taxi atau tuk-tuk yg bisa disewa menuju Phuket Town. Masih sempat menikmati kamar hotel yg nyaman sampai waktunya cek out jam 12 siang. Mayan jauh juga ke Phuket Town, taxinya Vios matic, ratenya minta 500THB, sepertinya mobil pribadi yg dijadikan taxi sih.
Sampai di hotel Thavorn Grand tempat kami menginap di Phuket Town (review hotel disini), kami melongo, ini hotel tinggi gede, tapi tuwir tak terurus. Usai tidur siang sejenak, kami jalan-jalan ke Robinson, makan di KFC, jajan banana ice cream di kedai pinggir jalan dan mencoba jajanan lokal mirip-mirip ketan urap. Mampir juga ke minimarket, beli roti-roti dan cemilan buat besok pagi. Langsung bobo deh.
Menjelang pulang dapet cobaan, pas antri cek in, pas banget beberapa orang di depan kita, eh sistemnya down, jadilah kita ga dapat nomor seat. Manyun liat orang-orang udah boleh boarding, kita harus nunggu dulu, ternyata kita justru dapet privilege boleh duduk di hot seat boo.. aiih senangnya, secara biasanya kalo mau dapet hot seat kudu nambah 75ribu khan.. paling depan deket pintu, tempat kaki luas bangettt.. hihi sungguh kesabaran itu membawa nikmat, kami berdua jadi makin percaya betapa Tuhan baik sama kita, emang selalu dikasih susah dulu, sedih degdegan, manyun tapi always happy ending.  keep the faith. Terima kasih Tuhan.
note :
  • Orang Thai terbiasa menulis dengan tulisan Thai, maka harap bersabar kalau mereka harus menulis dalam abjad romawi :) .. itu yg terjadi sewaktu sistem Air Asia down dan mereka harus menulis manual
  • Tour yg kami gunakan ke Phang Nga Bay : amazing canoeing, websitenya www.amazingcanoeing.com, email address: amazingcanoeing@hotmail.com
  • Meskipun namanya Phuket Town tetep aja jauh dari airportnya (1 jam), jadi lebih baik langsung aja dari Patong ke airport (2 jam perjalanan)

Tuesday, October 5, 2010

[Journey] Phuket - A Land of Smile - part 1

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Kira-kira itu kata yg paling cocok melukiskan hari-hariku pasca lebaran kemarin, disaat hampir semua orang heboh cuti, aku duduk manis di kantor, panas dingin kelimpahan tugas dari bos item, secara bos putih dan teman-teman cuti padahal bos item mau presentasi ke calon investor. Sementara badan masih remuk secara selama lebaran jadi infal PRT merangkap supir dan chef di rumah. Menderita. Yang kupikirkan dan membuatku tersenyum kembali cuma satu hal, minggu depan liburannn !! jalan-jalan !!

Di hari Selasa yg sangat dinantikan, aku dan Sisca bertemu di terminal 2 bandara Soetta.  Phuket, am coming. Lupa check in online, untung masih bisa check in di komputernya Air Asia yg tersedia di seberang counternya, ga perlu ngantri, tinggal drop bagasi saja. Waktu drop bagasi sempat deg-degan, takut lebih, soalnya kami cuma beli 1 bagasi 15 kg saja untuk berdua. Eh bener aja lhow, dua tas pas ditimbang 16.2 kg, waduhh, untung masnya baik, jadi kita ga perlu bayar lebihannya.

Hanya ada satu penerbangan Air Asia Jkt-Phuket, jam 11.00, berangkat tepat waktu dan lumayan penuh. Kami dapat duduk di row 22, tengah, hiks hiks,udah kebayang, kita ga bakal kebagian nasi nih, padahal jam makan siang, mana tadi pagi cuma minum shake aja.

note 1 : naik Air Asia di waktu makan siang, kalau anda manusia yg wajib makan nasi seperti saya, lebih baik pesan dulu di internet biar aman, atau makan besar sebelum masuk pesawat, or unless pasrah deh makan sandwich atau pop mie.

Tiba di Phuket jam 14.00 (dua setengah jam perjalanan), kami celingukan mencari bis umum, info yg kami dapatkan bis umum menuju Phuket Town tersedia di sebelah kiri pintu keluar dari bandara, aha itu dia bisnya warna orange, sebelum menuju bis kami tukar uang kecil baht dulu di money changer bandara. Bis umum dari airport ke Phuket Town bertarif THB85, dari Phuket Town menuju Patong beach kita bisa menumpang Seng Tau (kendaraan umum seukuran metromini yg berjendela terbuka, kursi penumpangnya berhadapan seperti di angkot, Seng Tau biasanya melayani rute Phuket Town-Patong-Karon-Kata Beach) bertarif THB25-30. Tapi karena kami malas naik turunnya, jadi kami putuskan naik taxi travel (kayak Cipaganti ke Bandung gitu, satu mobil isi 7-10 orang) yg langsung diantar ke hotel, airport menuju Patong kena tariff THB150 per orang, nombok THB40, tapi tinggal duduk aja.

-- airport bus yg murmer, pintu keluar bandara belok kiri--
Note 2. di money changer Indonesia jarang ada uang kecil baht, biasanya pecahan 1000, untuk nyamannya sempatkan tukar uang kecil dahulu sebelum menggunakan kendaraan umum, meskipun supir tuk-tuk atau taxi punya uang kecil di dompet kadang mereka enggan mengembalikan en kita disuruh bergerilya mencari tukarannya.

Ternyata, travel ini berhenti sebentar di ruko tour pengelolanya, penumpang digiring turun dengan alasan pengecekan tiket, pas sampai di dalam kita ditawarkan paket-paket tournya, diantaranya mereka menawarkan tour ke phiphi island dengan harga THB3200 untuk dua orang. Ngeles bahwa kami punya teman dari Bangkok yg akan datang, kami meminta diperbolehkan menunggu saja di dalam mobil. Hampir 45 menit kami mampir di tempat tersebut. Ada dua pasang turis asia (entah Jepang atau Korea) dan dua turis Timur Tengah yg terjebak. Selanjutnya kendaraan bergerak menuju Patong dan 30 menit kemudian kami tiba di depan hotel kami, alamak jadi kalau tadi tidak mampir ke tour office itu, hanya satu jam saja perjalanan dari airport ke Patong yaaa.

Dua malam di Patong, kami menginap di Patong Paradee (Paradise) Resort, review hotelnya terpisah. Malam pertama itinerary kami adalah jalan santai melihat night life di Patong sambil mencari penjaja tour ke PhiPhi Island. Tidak jauh dari hotel kami melihat loket penjaja tour, pilih-pilih ngobrol-ngobrol nawar-nawar dapet deh tour ke PhiPhi dengan speed boat THB1200 per orang untuk besok pagi, termasuk transport transfer dari/ke hotelnya. Good. Urusan tour beres, kami jalan aja semampu kaki melangkah, ada Patong souvenir market di depan Hard Rock Café, hmm Hard Rocknya kerenan di Bali ahh, mana pemandangan depannya penuh dengan kabel listrik yg super berantakan. Lanjut jalan menyusur tepian pantai, ada deretan pedagang souvenir juga, wiii bikininyaa lucu lucuuu.. toko pertama nawarin harganya THB800, toko kedua langsung nawarin THB400, ujug-ujug dapatlah THB300, bikini two piece nan lucu yg di bali minimal 150ribuan ini 90ribu sajah, bahannya bagus pula, meskipun belum tau bakal dipakai dimana beli sajahh hihihi. Niat mau jalan sampai Bangla Road yg happening itu (satu ruas jalan yg khusus ditutup untuk pejalan kaki sesudah jam 6 sore, biasanya ramai oleh cabaret show jalanan yg dimeriahkan oleh lady boy yg cantik-cantik), apa daya kaki dah sengkle, jadi balik arah kembali ke hotel, mampir dulu jajan banana pancake, mirip crepes tapi basah ga garing, dan dibentuk kotak seperti martabak telur, isinya pisang dan disiram madu, manis legit yummy.

Day 2 - Snorkeling @ Phi Phi Island

Usai menikmati sarapan pagi berupa roti, omelet dan salad, kurleb jam 8 kendaraan penjemput kami tiba, supirnya rada jutek gara-gara kesal lama mencari kami di lobby sementara kami menunggunya di cafeteria hotel. Sambil meracau dalam bahasanya, ia menunjuk jam tangannya. Iya dehh om, jam tangan situ keren hihihi. Perjalanan ke dermaga pemberangkatan makan waktu 45 menit. Tiba di dermaga, yg mengingatkan aku pada dermaga di karimun jawa, kami didata namanya dan seorang pria cantik menyambut kami dengan ramah, “Hi, am Mey, I will be your tour guide, our group name is green team, if I call you green team green team please follow me”, hmm gemulai sekalii, tapi sepertinya orangnya asik.
Jam 9 tepat speed boat kami diberangkatkan. satu speed boat berisi kurleb 30 orang peserta, sebagian duduk di bagian depan bertudung matahari, kami berdua memilih duduk di belakang yg adem takut item hihi. Anehnya, satu boat ini kok isinya turis asia semua yaa, ada yg dari cina, jepang, korea. hebatnya si mey bisa lhow ngobrol semua bahasa mereka, meskipun sepatah dua patah kata, dia bahkan bisa bahasa melayu, sepanjang jalan dengan fasih  dia bercerita bahwa budaya Thai hampir sama dgn budaya Indonesia, dia ingin sekali jalan-jalan ke keraton jogjakarta, belajar tentang wayang kulit dan membuat gamelan. Menurut Mey, gamelan yg digunakan di Thai itu adalah produksi orang Jogja. Wah, bangga deh rasanya.
Tujuan pertama kita adalah Maya bay, itu lhow pantai tersembunyi yg dipakai syuting film The Beachnya leonardo dicarpio. maya bay ini seperti semacam celuk yg dikelilingi bukit-bukit, pasirnya putih lembut, gelombangnya tenang, sekilas mengingatkanku pada Pantai Tanjung Tinggi di Belitung, enak banget buat berenang-renang, cibang cibung. sayangnya, sakhing turisnya banyak banget (kurleb ada 10an speed boat yg sandar) jadi serasa di ancol deh pantainya, rame kayak cendol. 
note 3 : untuk tour ke phi phi island, memang lebih puas ambil  yg tour speed boat dibanding yg big boat, karena ada beberapa lokasi yg tidak bisa di singgahi oleh big boat karena pantainya terlalu landai, seperti di maya bay dan khai nok island, big boat mampir ke maya bay tanpa sandar, hanya foto-foto saja di tengah laut, snorkelingnya pun kurang puas jadinya. biasanya tour dengan big boat ditawarkan antara THB800-1200, sedangkan tour dengan speed boat berkisar di harga THB1200-1600. untuk sajian makanan (snack dan makan besar) mungkin di big boat lebih banyak, karena di speed boat hanya tersedia minuman saja air mineral dan soft drink, makan siang disediakan di pulau. 
40 menit di Maya Bay, kami melanjutkan perjalanan ke Phi Phi Leh, kurleb 10 menit dari Maya Bay, Phi Phi Leh mirip danau yg dikepung bukit, airnya tenang bangett, ijo lumut warnanya tapi jernih, sayang ga banyak ikan, enak sih buat berenang-renang, waktu nyebur disini jatah snorkel mask kita belum dibagikan terpaksalah aku nyeburnya bentar aja, ga bawa gogle jadi matanya perih euy. Selanjutnya, kami menuju Lawa (or Lanak yaa, gw rada siwer hihi) Island, hanya foto-foto saja dari atas kapal, yg menarik disini adalah satu tebing yg berwarna orange yg menjulang tinggi ditengah lautan, karenanya tempat ini sering disebut Orange Island juga. Kami lantas bergerak menuju Phi Phi Don, salah satu spot snorkeling yg paling digemari wisatawan, terletak tidak jauh dari dermaga Phi Phi Island. Dengan sigap Mey membagikan alat snorkel sambil mendata nama kami, kalau hilang kalian kena denda THB1000 yah. Lho kok murah? apa kita hilangin aja yaa,  hihihi.


Saat boat mematikan mesin, segerombolan ikan langsung mendatangi boat kami, what a lovely greeting, Mey dan beberapa orang langsung menyebarkan roti tawar yg langsung disambut ikan-ikan itu dengan lahap. Aku dan Sisca bergegas menuju tangga kapal. Lho tapi kok orang-orang santai aja, masih sibuk oles-oles sunblock dan ngobrol. Aah sebodo teuing, ayo turun ciinn. cie duo tigo, byuurr. yum yum para ikan menyambut dengan mengerumuni kami, lhaa bukannya takut tapi malah pipiku, kakiku digigitin, alamak dikira roti kali yak. Untung saja kami pakai baju renang yg serba panjang. Ikannya memang luar biasa banyak, tapi hanya ada 3-5 jenis saja, paling banyak nemo kuning strip hitam. Terumbu karangnya pun biasaa banget, duh masih cantikan terumbu karang di Sepa deh, ikannya pun di Sepa lebih beragam. But still, it was fun!
-- with Mey, our guide --

Puas berenang, kembali ke kapal kami baru menyadari, ternyata banyak teman dari satu boat kami yg tidak bisa berenang, sama sih ama aku, tapi kan aku nekat hihihi. Sudahlah pake live jacket, kok yaa masih pakai ban, ada pula yg masih juga minta ditarik oleh kru kapal. Waah kalo ada Leo-Jimmy JeNus, entah apa jadinya mereka diusilin yah. Berenang pun para turis asia ini tetep modis, anting gede yg sejak tadi dipakai, tak juga dilepaskan, kostumnya pun entah ganti berapa kali. Tapi ada satu cewek Chinese yg jagoan, dia berenang kesana kemari tanpa live jacket tanpa alat snorkel, rambut kriwilnya, bahkan jepitan bunga kain segede gaban di rambutnya tak kena basah sedikitpun. Luar biasaaa.

Puas di Phi Phi Don kami menuju Khai Nok Island untuk makan siang dan bersantai. Yaah jadi ga mampir di Phi Phi Islandnya yah. Kecewa sih tapi ahh palingan mirip Madura (emang pernah ke Madura? ya belum lahh).
Dari Phi Phi Don menuju Khai Nok Island dibutuhkan waktu 30 menit, jauhh yaa. Sambil mengutuki kebodohan kami yg tidak membawa camilan apapun, kami sibuk menutupi tubuh dengan handuk. Speed boat melaju kencang, ombak terasa menampar-nampar sisi kapal, mereka yg duduk di buritan mulai berteriak ketakutan, kain dan topi yg tipis mulai berterbangan, Mey dengan sigap menangkap dan  menyimpannya. Kombinasi goyangan kapal, erangan naga di dalam perut, serta angin laut yg berhembus kencang membuatku dan Sisca mengantuk. We laugh to realize, yeaahaha we will not recommend our future husbands to buy “kasur air”, coz the more they do the move, the cooler the aircon blows, the faster they make us fall asleep, zzzzzz :D.  

Gelombang laut makin mengganas, jeritan dari depan sudah tak terdengar, semua diam ketakutan, Mey terduduk di tengah kapal, kakinya ditekuk ke belakang, kepalanya tertunduk, ahh dia berdoa. Tak lama kemudian teman dari Cina yg duduk di samping kiriku diminta pindah ke sebelah kanan, begitupun dua orang awak kapal, untuk keseimbangan kata Mey. Sebagian besar peserta tampak mulai pucat, entah takut atau lapar seperti kami. Untuk mencairkan suasana hening, aku dan Sisca mencoba berceloteh, tertawa-tawa sendiri dan menggoda Mey. Nun jauh disana, awan gelap menutupi Phi Phi Island, hujan ciinn di Phi Phi. Lucky us!
Lalu tibalah kami di Khai Nok Island , pulau kecil yg tidak berpenghuni, hanya ada satu restoran yg dikelola khusus untuk menjamu turis. Payung dan kursi pantai tampak berjajar rapi siap menemani mereka yg mau bersantai. Pantainya landai, berpasir putih dan arusnya tenang. Mengingatkanku pada ... Ka, ini kayak pulau kuburan cina yg kita cast away di Pulau Seribu yah? Ho oh.  Kalo sama Pulau Burung yg di Belitung? Yaa enggalahh mba, gile kali lo, kerenan itu kaleee! Usai berfoto-foto di bibir pantai sejenak, kami langsung menyerbu makanan.  Menunya lumayan komplit, ada mie baso kuah ala thai, nasi goreng, cah sayur, ayam goreng, daging, ikan asam manis, salad, kerupuk dan buah. Yumm.

Sambil makan Mey mengumumkan bahwa kami dapat berenang di sisi belakang pulau ini, karena di sisi depan banyak kapal yg bersandar. Tuntas dua babak, kami langsung menuju arah yg disebut Mey, lhaa kok pantainya berkarang, sakit di kaki, ga bagus, udah banyak orang pula, kami pun berjingkat ke arah depan, naaah tuh ternyata ada juga yg berenang di depan tapi agak ke sisi kanan, agak jauh dari kapal sandar. Karena airnya tenang dan landai, kami tinggalkan live jacket di kursi pantai, hmm lebih enak, ga terasa berat di punggung. Serombongan ikan datang menyambut kami, satu jenis saja, berwarna putih strip hitam dan berukuran kecil saja. Saking asyiknya berkejaran dengan ikan, tak sadar aku berenang ke tengah, untung ada pemandangan di depan sana yg membuatku gelagapan dan berbalik arah, apakahh ituuu? Sepasang turis asal negeri kamasutra berasa lagi syuting film 21 tahun ke atas. Ajegile, padahal disebelah sana masih banyak orang yg berenang dgn alat snorkel.
Tepat jam 4, Mey meminta kami kembali ke boat 9013, waktunya pulang.  Hiks sedih juga berpisah sama Mey. This trip would not be the same without Mey guiding us. Kapunkaa Mey. Back to the car, back to the hotel. Untuk melunakkan rambut yg seharian kena air laut dan membersihkan baju dari pasir pantai, kami berenang lagi di kolam hotel, sampai tangan berkerut membeku. Naik ke kamar, mandi lagi yg bersih, baru teringat kami punya janji dengan Tik, si penjaja tour. Bergegas kami turun dan menemuinya, kami mengambil city tour untuk esok hari dan tour ke James Bond Island untuk lusa. Harga yg terbaik yg kami dapat THB1000 untuk city tour dan THB1200 untuk James Bond, mahalll, alasannya karena kami pindah hotel ke Karon beach. Hmm gimana nih, hitung hitung timbang timbang, coba lirik brosur dari tour lain yg kami lihat kemarin malam, masih lebih murah sih. Ya sudahlah, bungkus Tik. Urusan tour beres. Masih ada uang lebih untuk jajan. Eeh ada tukang  aneka sate di depan hotel, kayaknya enak tuh. Aku menjajal jantung ayam dan bakso ikan, sementara Sisca mengambil babi pedas dan ampela ayam. Satu tusuk THB10, isinya 4 pcs. Kami duduk di tepi kolam menikmati cemilan sate sambil membahas trip hari ini dan menikmati sinar bulan, full moon! Hmm enak niy satenya, beli lagi yuk, nambahh lagii masing-masing 2 tusuk, hahaha, diet gagal.
Note 4: Untuk mempermudah mobilisasi memang lebih baik menginap di Patong jika ke Phuket, kecuali temans menyewa mobil . Sejak di Jakarta kami sudah membayar akomodasi di Karon, tergiur oleh cerita bahwa Karon – Kata beach pantainya lembut dan daerahnya lebih tenang, jika di Bali Patong adalah Kuta dan Karon adalah Sanur or Nusa Dua. Jajanan dan street marketnya lebih murah di Patong, night lifenya lebih happening. Kalau mau mencoba menginap di Karon, lebih baik jadwalnya dari airport ke Karon dulu, enjoy sepi sepinya, main-main ke Kata atau Rawai Beach dengan menggunakan Seng Tau, dan baru pindah ke Patong untuk ikut tour ke PhiPhi or pulau lainnya, untuk ke airport juga harga taxinya ga jauh beda antara dari Patong maupun dari Phuket Town.

to be continued..

Note : Tour yg kami gunakan ke Phi Phi Island adalah Phuket Sea Island, webnya www.phuket-seaisland.com, email address : phuket_seaisland@hotmail.com