Tuesday, October 31, 2006

[Journey] Extend d' Holy Moon @ Halimun, JeNus October 2006

Berawal dari kasak-kusuk beberapa karimuners yg resah dan gelisah karena ga punya planning jalan-jalan pas libur lebaran kemarin, jadilah JeNus bikinin paket ngadem bareng ke halimun. Alhamdulillah, trip yang disiapin dadakan dalam waktu 3 minggu sebelum hari H itu bisa berjalan lancar dan seluruh peserta dapat pulang dalam keadaan berat badan nambah sekilo (coz of makan melulu) plus kaki pegal-pegal (coz of curug piit tercinta) ;-p.

 

Dibantu oleh Rima n Fitri selaku korlap, tim JeNus (Ajenk, Leo, Ita, Nana) berangkat bersama 16 temans membelah kehijauan kawasan taman nasional gunung halimun (TNGH). Sesuai jadwal, Jumat 27 Okt, rombongan berangkat jam 7 pagi dari Jakarta dengan diawali doa dari bibir-bibir mungil yg masih berbau bawang goreng rasa nasi uduk bikinan mami fitri. Entah karena kepagian or arus mudik ga lewat tol jagorawi, perjalanan ke kabandungan lancar banget ga pake macet, alhasil jam 10.30 kita sudah sampai di kantor taman nasional gunung halimun. Perjalanan dilanjutkan ke guest house di Cikaniki dengan menumpang light truck, panas matahari yg menyengat tidak menjadi halangan bagi rombongan yg tetap ceria melambaikan tangan ke penduduk desa yg dilewati, sementara sebagian duduk-duduk kenalan n ngerumpi sambil ngunyah cake coklat, risol, pastel n frutang yg terasa menyegarkan.

 

Canopy Trail – Curug Macan – Jamur Fosfor

 

Tiba di Cikaniki masih jam 12.30, rombongan langsung menikmati makan siang n unloading barang dilanjut leyeh-leyeh. Jam 15.00 kita berangkat ke hutan untuk loop trail, menikmati pemandangan hutan dari atas jalur canopy setinggi 25-30 meter. Sayang belum ada setengah jam diatas gerimis keburu turun, berhamburanlah kita turun walau masih sempet foto-foto di batu tulisnya. Setelah menutup diri n kamera dgn rain coat, lanjut perjalanan ke curug cimacan. Konon di gua-gua sekitar curug ini, sang macan masih suka mampir n ceklok di alat absent yg disediakan, hehe. Para narcisser pun segera sibuk dgn acara foto-foto ala FHM edisi pre-wedding salame (satu laki buat rame-rame, yuhuuu secara ada bang fatrik yg model thn 1995 itu) while fitri-rima-elia prefer nikmatin massage ala spa di waterfallnya.

 

Puas main air, saat kaki udah mulai terasa beku, barulah rombongan ingat pulang ke guest house. Jahe anget plus pisang goreng sudah menyambut buat dinikmatin sambil nunggu giliran mandi. After mandi kita langsung bersiap trekking ke hutan lagi untuk lihat jamur fosfor, konon jamur fosfor ini terlihat lebih jelas saat hujan sering turun di TNGH, aiiih beruntungnya kita, meski kudu hati-hati berjalan coz licin banget medannya. Cuma kecil sih si jamur tea, hanya sebesar korek api, tapi kilaunya tampak cantik di tengah kegelapan malam, amazing, Subhanallah. Kembali ke guest house menghangatkan diri makan malam dgn gulai kambing dan permainan simpul tali yg bikin Charlie, Lely cs jumpalitan. Belum sampai jam 10 malam, sebagian besar peserta sudah terlelap untuk bersiap trekking esok hari.

 

Beautiful Sunrise - Jungle Trekking to Citalahab – Kebun Teh Nirmala – Curug CiPiit

 

Acara hari kedua memang benar-benar padat. Aktivitas dimulai jam 5 pagi ditujukan bagi para pencinta fotography, pemburu langit merona jingga saat sunrise yg terlihat sangat cantik menyembul dibalik rimbunnya bukit-bukit jajaran pohon teh di kebun teh nirmala.

 

Usai mandi dan sarapan nasi goreng nan lezat, rombongan berangkat trekking melintas hutan dgn harap cemas bertemu owa jawa yg populasinya cukup banyak di TNGH ini, medan menanjak menurun yg cukup licin karena hujan semalam tidak menjadi penghalang bagi rombongan yg sesekali berhenti untuk mengambil foto tetumbuhan ataupun satwa unik yg ditemui disepanjang jalan. Sayang si owa tidak mau menampakkan batang hidungnya, hanya suaranya saja yg terdengar aa-uu-aa-uu menggema disana-sini. Ihhh bikin penasaran aja siyy…

 

Tiba di areal camping ground di sekitar desa Citalahab, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan melintasi kebun teh nirmala menuju tempat istirahat di salah satu saung dengan pemandangan terindah. Bekal dibuka, walau belum waktunya makan siang, masih jam 10.30 gitu lohhh, tapi teteup rombongan menikmati makan siang dgn lahap, tak lupa diiringi sumpah serapah beberapa orang yg ga kebagian sambal, abis gimana yak sambalna si ibu Pipi enak euy. Lanjut dgn leyeh-leyeh sebentar menunggu giliran diangkut dgn kendaraan ke desa melasari, drop point terdekat menuju curug cipiit.

 

Perjalanan dari saung istirahat menuju desa melasari ternyata jauh juga, kurang lebih sekitar 40 menit, melalui jalan terjal sepanjang areal kebun teh yg berkelok-kelok, untunglah ga kudu pake kaki, hehe 3 hari baru nyampe kaleee, pula pemandangannya cantik pisan, duuhhh hilang deh semua lelah mata akibat kemacetan Jakarta sebulan terakhir ini. Tiba di desa melasari, masih harus trekking lagi kurang lebih sekitar 1 jam menuju curug cipiit, dan medannya bener-bener menantang. Capeee deeehhh… mendekati bibir curug, kita masih harus menuruni bebatuan licin yg kemiringan sudutnya nyaris tegak lurus dgn ketinggian +/- 25meter.. Untunglah tim ranger yg jadi guide kita sudah menyiapkan tali tambang untuk mempermudah kita turun/naik ke curug. Huaaahhh ngeriiii…

 

Trekking ke curug cipiit ini bener-bener menjadi the unforgettable moment untuk sebagian peserta, ada yg kapok, ada yg ketagihan (niy pasti yeyen), ada yg tetep immune n stay narcis ga perduli beratnya medan teteup focus di acara foto-foto… haha salut deh buat mia n fatrik yg kaga ade matinyeee… parahhhh… (hehe bagian ini dibantu ceritanya ajenk yee, secara gw sendiri ga ikut turun n prefer nunggu di rumah penduduk, rumah bu enai sambil mainan ayam n bebek, gara-gara gangguan kewanitaan yg sangat mengganggu, hiks sedi deh)..

 

Kembali ke guest house saat matahari mulai terbenam, rombongan langsung mengganyang bakwan yg sedap pake cabe rawit plus ubi rebus, lengkap dgn siaran ulangan, alias satu orang pasti nambah bolak balik.. lanjut mandi n oles-oles conterpain or balsam geliga buat ngilangin pegel-pegel, hingga tiba saat makan malam.. sebelum tidur peserta disuguhi tontonan pemutaran film TNGH, tak diragukan lagi maka bersahutanlah komentar ala komedi nakal seputar tempat n satwa yg muncul di film.. wiss lah emang orang gila semua yg pergi siyy..

 

Pulangggg…

 

Minggu, 29 October waktunya pulang.. teteup deh jam 4.30 pagi sebagian bangun dgn semangat 2006 (abis mo bilang semangat 45 wong gw blum lahir tahun segetu).. nguber sunrise di kebun teh nirmala, berharap dapetin sunrise yg lebih cantik dari hari sebelumnya.. too bad, hari ini justru awan tebal menutupi hingga sang surya baru tampak saat sudah sangat tinggi.. jadilah acara berubah ke foto-foto narcis di antara pohon teh, di bibir gawang, di balik pintu mobil (duh Linda ada-ada aja siyy)..

 

Jam 09.00 teng rombongan meninggalkan guest house cikaniki, menikmati makan siang dgn empal gepuk di kantor TNGH kabandungan, dan melanjutkan perjalanan ke parung kuda – Jakarta..  wah ternyata arus balik yg dikhawatirkan bakal menghambat perjalanan pulang tidak kita temui, lalu lintas dari arah parung kuda menuju lido dan ciawi yg biasanya macet dibeberapa titik justru tampak lebih lengang.. jadilah kita tiba di Jakarta 2.5 jam lebih awal dari jadwal.. lumayan dehh, masih sempat buat ke salon luluran, creambath, n refleksi.. hmm what a life !!.. udah abis ngadem di halimun, cuci mata di kehijauan nirmala, olahraga ke curug piit n masih sempet nyalonn… yuuukkk… terima kasih Tuhan..

 

Puspita Widowati – JeNus

 

Many Thanks to Piiters Family ...salut gw liat ketangguhan kalians J

Thanks to Ajenk, Leo, Nana (my partner @JeNus) , Rima & Fitri as Korlap Halimun.. bageusss..

Special thanks to Pak Bostom, Pak Ahmad, Pak Amir, Bu Pipi & team, Bu Enai..

Sunday, October 15, 2006

Sumbangsih Kami untuk Bangsa Ini

Tidak banyak yang bisa kami lakukan untuk memperbaiki keadaan bangsa ini yang di beberapa sisi begitu memprihatinkan. Tangan-tangan kecil kami tak mampu menjangkau puluhan juta saudara kita yang tak terperhatikan. Akal kami yang begitu terbatas tak mampu menciptakan teknologi canggih maupun pemikiran yang luar biasa.

 

Kami hanya punya naluri, semangat, rasa kesetiakawanan dan kesediaan untuk peduli. Bergerak atas pengertian dari apa yg kami lihat dalam setiap perjalanan kami. Misi kami hanyalah sederhana, memperkenalkan sudut-sudut indah di tanah air kita, tapi insya Allah dari yang kecil ini bisa meluas dan membawa manfaat.

 

Berawal dari suatu komunitas milis bernama Nature Trekker yang beranggotakan lebih dari 1000 orang, telah terbentuk beberapa trip organizer seperti JeNus, JaBes, Kawalu, Cemara dll dll. Selain itu masih banyak lagi milis yang aktif mengadakan perjalanan seperti Indonesia Geographic, Sahabat Museum, Jejak Petualang, Explore Indonesia, Highcamp, Pangrango dll dll. Yang kemudian dari setiap tripnya menjaring lebih banyak peminat kegiatan alam bebas, terutama dari kalangan eksekutif muda yang ingin mencari suasana baru, get refresh, keluar dari rutinitas dan mencari keseimbangan hidup.

 

Ini tentu  merupakan sebuah berita baik bagi pengembangan pariwisata Indonesia yang berwawasan lingkungan. Dan tanpa sadar, apa yg berawal dari kepentingan individu para pelancong semata akhirnya justru membawa manfaat bagi saudara kita di berbagai daerah. Hitung-hitung membantu program pemerintah untuk pemerataan ekonomi, karena dalam kegiatan alam bebas ini para pelancong membutuhkan konsumsi, transportasi, pemandu dari masyarakat sekitar. Program perjalanan ke berbagai pulau kecil juga telah memberi penghidupan bagi nelayan setempat, serta dana tambahan untuk mendukung pemeliharaan hutan. Tak jarang disisipkan pula kegiatan bakti sosial oleh para penyelenggara trip.

 

Jadi, jika anda punya waktu dan tenaga (juga dana), jangan berhenti jelajahi tempat indah di nusantara ini, bebaskan penat, manjakan mata dan ceriakan hati saudara kita di berbagai pelosok negeri. Walau kita bukan anggota DPR bukan berarti kita tidak bisa memberi sumbangan untuk bangsa ini kan ? caranya gampang kok dan lebih sehat daripada merokok, cuma jalan-jalan J.

 

Puspita

JeNus