Monday, October 18, 2010

[Journey] Phuket - A Land of Smile - Part 2

lanjutan 
Day 3 – City Tour Time 


Bangun pagi badan kami terasa sakit semua, rasanya masih ingin bermalas-malasan, toh city tour kami baru mulai jam 1 siang. Ups tapi kami harus sarapan.  Menunya masih sama seperti kemarin. Tapi porsi kami bertambah, bukan untuk dimakan pagi itu juga, tapi untuk dimasukkan tas saat tiada waiters mengamati kami. Hihihi jatah makan siang J. Usai sarapan, kami kembali ke kamar, berkemas dan tidur-tiduran lagi. Mendekati waktu makan siang kami mandi dan cek out. Tepat jam 2, tour kami datang. Lho kok jemputnya pakai Avanza, bukan bis seperti yg kami lihat kemarin, lhow kok cuma kami berdua, dan memang hanya kami berdua, haiaaa pantes seorang THB1000, ini sih sama aja sewa mobil.  Supir merangkap guide kami memperkenalkan diri  sebagai “Pyour” setidaknya itulah yg terdengar di kuping kami. Susah yah namanya. 

Tujuan pertama ke Karon View Point, dari atas bukit kita melihat lekuk-lekuk pantai Karon-Kata-Rawai yg berdampingan, Subhanallah indahnya ciptaan Mu.  Di atas sini langit masih terang benderang, begitupun di tiga pantai tadi, tapi awan gelap menggantung di pulau kecil yg berada tidak jauh dari Kata. Wah hujan deras tuh. Usai jeprat jepret kami langsung menuju tempat kedua, Big Budha, dari jauh sudah terlihat Sang Budha bertengger gagah diatas bukit, tapi tak lama kemudian tertutup oleh awan gelap, yahh hujan. 


 -- view from Karon view point --



 -- Chalong Temple --

Sambil berpayung ria kami berfoto dengan latar belakang Big Budha yg ternyata masih on development. Beda dengan Big Budha di Hongkong yg dibalut besi baja, di Phuket ini Big Budhanya berbalut marmer, kebayang khan betapa ribet nyusun-nyusun pas lekukannya. Perjalanan dilanjutkan ke Chalong Temple, temple tertua dan tercantik di Phuket. Kalau tadi di Big Budha hujan, disini panasnyaahh minta ampun. Di area Chalong Temple ini ada dua bangunan, yg satu khusus untuk berdoa, yg satu untuk turis. So, kita cuma bisa masuk yg untuk turis aja. Bangunannya mirip-mirip lah dengan temple aslinya, di dalamnya ada puluhan patung Sang Budha dalam berbagai posisi. Rupanya tiap posisi itu digunakan untuk berdoa di hari yg berbeda, misal Sang Budha dengan telapak tangan kanan menghadap ke depan digunakan untuk berdoa di hari Selasa.  

Karena kami mulai kelelahan dan kepanasan, Pyour mengajak kami ngadem dulu, tea break di Wang Talang assesories centre. Semacam mall dua lantai, lantai pertama berupa showroom perhiasan, dan lantai kedua menjual berbagai macam kerajinan (yg versi premium, semacam sarinah). Berhubung mahal-mahal, aku dan Sisca melihat-lihat saja dan membujuk Pyour untuk ke coffee shopnya. Di coffee shop kami disuguhi thai tea (mirip tea tarik yah) dan roti unyil sepiring. Tandas seketika, selain lapar dan doyan maksudnya juga biar cepet lanjut ke tujuan berikutnya ;). 

Next stop, Cashew Nut Factory, tempat pengolahan dan penjualan kacang mede. Sebagian besar sih outlet penjualannya, hanya disudut belakang ada 3 mesin tradisional pengupas kacang mede, dan ada seorang wanita yg memperagakan cara penggunaannya, Hmm disini ginian aja jadi tujuan wisata yah, di Negara sendiri mau ada ratusan pengolahan kacang kita cuek-cuek aja yah, duuhh. Sore kian menjelang, Pyour mengajak kami bersegera menuju Promtep Cape, semacam bukit untuk melihat sunset, konon disini tempat terbaik untuk melihat sunset di Phuket. Kita bisa melihat matahari turun ke laut dari atas bukit, kata Pyour. Setibanya disana, kami terlongong, lhaa banyak betull pengunjungnya, again kayak Ancol pas liburan. Kebetulan awan gelap turun lagi, jadi sunsetnya ga keliatan, hiks, padahal ada couple yg lagi sesi foto priwed lhow, kasian deh gelap aja fotonya. Still, the best and the most romantic sunset view point I ever had, was Klapa Dreamland Bali. Don’t miss it, dude.


 -- Promtep Cape--

Sunset gagal, kami tidak terlalu kecewa, yg kami harapkan adalah makan malam kali ini wuenak, kan udah bayar mahal tournya.  Pyour membawa kami ke sebuah resto di dekat pantai Chalong, namanya PhongPhang, rupanya dia dulu marketing disini. Restonya sangat ramai meskipun tampilannya biasa banget, semua meja occupied. Tanpa lama menunggu 5 jenis hidangan tersaji di meja kami, aneka seafood plus sup tom yam. Wahh makan malam yg cukup mewah untuk kami, yg biasanya ngirit dengan alasan diet. Sambil bertukar cerita, Pyour memberikan kartunamanya, ehm ternyata namanya bukan Pyour, melainkan Sataporn panggilannya porn, tapi kok kayak porno, ganti nama deh jadi Paul, hahaha jadi kami salah dengar tooh.

Selesai makan, Paul mengantar kami ke Karon Princess hotel yg sudah kami book sebelumnya lewat agoda.com. Cek in langsung bobo.

Day 4 - James Bond Island/ Phang Nga Bay Tour

Jam 8 pagi kami dijemput di lobby hotel, langsung menuju dermaga Ao Por. Sambil menunggu keberangkatan, kami numpang ke toilet di toko penjual souvenir, tokonya sih biasa banget, beralas tanah, tapi toiletnya bersih banget, wangi pula, ini bedanya sama tempat kita. Sempat juga aku iseng membeli topi lebar sebelum kami dinaikkan ke tuk-tuk besar menuju kapal. Boatnya besar dan bertingkat, lantai bawah tertutup dan ber-AC, lantai atas open air tapi ada penutup atapnya. Hampir semua peserta tour memilih lantai atas, pingin nikmatin angin laut juga rupanya. Hoo ternyata makanan minuman juga tersedianya di lantai atas, ada satu meja panjang tempat tersajinya buah-buahan tropis dan minuman.  Berbeda dengan peserta tour ke Phiphi, peserta tour James Bond ini lebih bervariasi, lokal-asia-eropa-bahkan timteng. Kebetulan di sampingku adalah keluarga asal Iran, anaknya ganteng boo (later on baru tau kalau Sayan-nama si ganteng- itu bukan anak mereka, hanya teman seperjalanan aja, hallah penting ga sih cari tahu ;p). 

Pemberhentian pertama adalah Naka Island, yg seharusnya jadi tujuan terakhir. Pulau Naka ini pantainya landai dan pasirnya putih, disini peserta tour boleh berlatih kano ataupun berenang bebas di pantai. Kami berdua pilih latihan kano, heboh deh, judulnya cebur-ceburan n muter-muter ga jelas hihii. 



Balik lagi ke kapal, perjalanan dilanjutkan ke Panak Island, disini kami canoeing lagi, tapi ada pemandunya, soalnya masuk-masuk ke dalam gua. wow stalakmit stalaktitnya keren, batmannya juga banyak banget. airnya tenang dan meskipun warnanya hijau tapi bening. Selama di dalam gua, kami dilarang membuat kegaduhan, takut mengganggu para batman bobo.



Lanjut lagi, pemberhentian berikutnya Hong Island, lagi-lagi canoeing, ada masuk ke cave juga, yg bener-bener tipis atasnya hingga kami  harus tiarap agar tak terantuk. Hong Island ini mirip-mirip di Grand Canyon yah, tebing-tebing berlumut gitu, tapi ini dikelilingi lautan. Nah pas lagi canoeing di Hong Island ini aku baru nyadar si pangeran Iran ternyata genit, secara dia ngedipin mata gitu waktu perahu kami berpapasan, yeee maless.



Waktu sudah semakin siang, saatnya makan siang disajikan. Banyak sekali makanannya dan enak-enak, dominasi seafood pastinya, calamari dan tom yam soupnya mantap. Boleh nambah! yippie. Sambil makan awak kapal memainkan lagu-lagu dari CD, ndilalah ada keluarga Iran bawa CD lagu Iran, diputarlah itu CD, eh si pangeran Iran nari-nari kayak uler india. hedeh ganteng tapi kelakuan caur.
  -- with Iranian family --

Tujuan terakhir adalah James Bond Island, disini kita turun agak lama ke daratan, liat-liat perkampungan nelayan muslim dan juga lokasi syutingnya mas James Bond itu. Berhubung cika mendadak kedatangan tamu bulanan, keliling deh nyari "roti jepang" sekalinya ada yg jual harganya 100THB untuk 5 pcs saja. Geblek, mungkin dia tahu barang ini bener-bener dibutuhin. Hampir dua jam acara bebas kami disini. Peluit panjang berbunyi waktunya kembali ke kapal lagi.

Dalam perjalanan kembali ke Phuket kami melewati Panak Island tempat kami canoeing liat batman dalam gua, eh sekarang air lautnya sudah pasang, jadi guanya tertutup air laut, hanya terlihat celah kecil saja. Subhanallah, bisa gitu yah, terus batmannya gimana yah.
Kembali ke hotel matahari sore masih bersinar cerah, kami memutuskan untuk membersihkan badan di kolam renang hotel, eh kebetulan ada whirlpoolnya. Sambil menikmati pijatan air di kolam, kami ngobrol ngalor ngidul, untung ga ngomongin orang disekitar kolam, secara tak lama kemudian seorang wanita yg tadinya duduk di kursi malas pinggir kolam bersama pria bule mendekati kami dan menyapa dengan ramah "haiii dari jakarta yah, nginep disini juga?', hihihi orang Indo juga ternyata.. 

  -- Tuk Tuk  --
  -- Cute Jabrix --
  -- Karon Beach --
 
  -- Karon Princess hihihi --
Malam menjelang, belum bisa bersantai di kamar, kami harus ke Thavorn Grand Hotel di ujung pantai Karon, mencari informasi shuttle bus menuju Thavorn Grand di Phuket Town, ternyata jauh juga jalannya untung jogging track di tepi pantai aman dan nyaman. Hotelnya luas sekali, cenderung menyeramkan karena gelap dan agak tua, kaki mau lepas rasanya cari lobby mereka susah banget ketemunya. Akhirnya setelah ketemu lobby, menghadapi mbak-mbak yg judesnya minta ampun, kesimpulannya kalau kita ga nginep di Thavorn Karon ga bisa pakai shuttle itu, meskipun kami bersedia bayar, tetep ga boleh, iiihh pelita hati luu mba.
Jalan balik ke hotel, kaki terasa melayang, mampir ke kompleks pertokoan samping hotel kami, eeh ada pijat reflexi ala Thai, langsung deh dicobain, belum lama dipegang, aku dan sisca tidur pulas hahaha.
Day 5 - Hijrah ke Phuket Town
Hari ini bisa disebut hari terakhir kami di Phuket Island, soalnya besok balik ke Jakartanya flight jam 6 pagi boo, jadi pagi buta kudu cabcus ke airport. Usai sarapan, kami menyusuri pantai Karon foto-foto dan mencari taxi atau tuk-tuk yg bisa disewa menuju Phuket Town. Masih sempat menikmati kamar hotel yg nyaman sampai waktunya cek out jam 12 siang. Mayan jauh juga ke Phuket Town, taxinya Vios matic, ratenya minta 500THB, sepertinya mobil pribadi yg dijadikan taxi sih.
Sampai di hotel Thavorn Grand tempat kami menginap di Phuket Town (review hotel disini), kami melongo, ini hotel tinggi gede, tapi tuwir tak terurus. Usai tidur siang sejenak, kami jalan-jalan ke Robinson, makan di KFC, jajan banana ice cream di kedai pinggir jalan dan mencoba jajanan lokal mirip-mirip ketan urap. Mampir juga ke minimarket, beli roti-roti dan cemilan buat besok pagi. Langsung bobo deh.
Menjelang pulang dapet cobaan, pas antri cek in, pas banget beberapa orang di depan kita, eh sistemnya down, jadilah kita ga dapat nomor seat. Manyun liat orang-orang udah boleh boarding, kita harus nunggu dulu, ternyata kita justru dapet privilege boleh duduk di hot seat boo.. aiih senangnya, secara biasanya kalo mau dapet hot seat kudu nambah 75ribu khan.. paling depan deket pintu, tempat kaki luas bangettt.. hihi sungguh kesabaran itu membawa nikmat, kami berdua jadi makin percaya betapa Tuhan baik sama kita, emang selalu dikasih susah dulu, sedih degdegan, manyun tapi always happy ending.  keep the faith. Terima kasih Tuhan.
note :
  • Orang Thai terbiasa menulis dengan tulisan Thai, maka harap bersabar kalau mereka harus menulis dalam abjad romawi :) .. itu yg terjadi sewaktu sistem Air Asia down dan mereka harus menulis manual
  • Tour yg kami gunakan ke Phang Nga Bay : amazing canoeing, websitenya www.amazingcanoeing.com, email address: amazingcanoeing@hotmail.com
  • Meskipun namanya Phuket Town tetep aja jauh dari airportnya (1 jam), jadi lebih baik langsung aja dari Patong ke airport (2 jam perjalanan)

Tuesday, October 5, 2010

[Journey] Phuket - A Land of Smile - part 1

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Kira-kira itu kata yg paling cocok melukiskan hari-hariku pasca lebaran kemarin, disaat hampir semua orang heboh cuti, aku duduk manis di kantor, panas dingin kelimpahan tugas dari bos item, secara bos putih dan teman-teman cuti padahal bos item mau presentasi ke calon investor. Sementara badan masih remuk secara selama lebaran jadi infal PRT merangkap supir dan chef di rumah. Menderita. Yang kupikirkan dan membuatku tersenyum kembali cuma satu hal, minggu depan liburannn !! jalan-jalan !!

Di hari Selasa yg sangat dinantikan, aku dan Sisca bertemu di terminal 2 bandara Soetta.  Phuket, am coming. Lupa check in online, untung masih bisa check in di komputernya Air Asia yg tersedia di seberang counternya, ga perlu ngantri, tinggal drop bagasi saja. Waktu drop bagasi sempat deg-degan, takut lebih, soalnya kami cuma beli 1 bagasi 15 kg saja untuk berdua. Eh bener aja lhow, dua tas pas ditimbang 16.2 kg, waduhh, untung masnya baik, jadi kita ga perlu bayar lebihannya.

Hanya ada satu penerbangan Air Asia Jkt-Phuket, jam 11.00, berangkat tepat waktu dan lumayan penuh. Kami dapat duduk di row 22, tengah, hiks hiks,udah kebayang, kita ga bakal kebagian nasi nih, padahal jam makan siang, mana tadi pagi cuma minum shake aja.

note 1 : naik Air Asia di waktu makan siang, kalau anda manusia yg wajib makan nasi seperti saya, lebih baik pesan dulu di internet biar aman, atau makan besar sebelum masuk pesawat, or unless pasrah deh makan sandwich atau pop mie.

Tiba di Phuket jam 14.00 (dua setengah jam perjalanan), kami celingukan mencari bis umum, info yg kami dapatkan bis umum menuju Phuket Town tersedia di sebelah kiri pintu keluar dari bandara, aha itu dia bisnya warna orange, sebelum menuju bis kami tukar uang kecil baht dulu di money changer bandara. Bis umum dari airport ke Phuket Town bertarif THB85, dari Phuket Town menuju Patong beach kita bisa menumpang Seng Tau (kendaraan umum seukuran metromini yg berjendela terbuka, kursi penumpangnya berhadapan seperti di angkot, Seng Tau biasanya melayani rute Phuket Town-Patong-Karon-Kata Beach) bertarif THB25-30. Tapi karena kami malas naik turunnya, jadi kami putuskan naik taxi travel (kayak Cipaganti ke Bandung gitu, satu mobil isi 7-10 orang) yg langsung diantar ke hotel, airport menuju Patong kena tariff THB150 per orang, nombok THB40, tapi tinggal duduk aja.

-- airport bus yg murmer, pintu keluar bandara belok kiri--
Note 2. di money changer Indonesia jarang ada uang kecil baht, biasanya pecahan 1000, untuk nyamannya sempatkan tukar uang kecil dahulu sebelum menggunakan kendaraan umum, meskipun supir tuk-tuk atau taxi punya uang kecil di dompet kadang mereka enggan mengembalikan en kita disuruh bergerilya mencari tukarannya.

Ternyata, travel ini berhenti sebentar di ruko tour pengelolanya, penumpang digiring turun dengan alasan pengecekan tiket, pas sampai di dalam kita ditawarkan paket-paket tournya, diantaranya mereka menawarkan tour ke phiphi island dengan harga THB3200 untuk dua orang. Ngeles bahwa kami punya teman dari Bangkok yg akan datang, kami meminta diperbolehkan menunggu saja di dalam mobil. Hampir 45 menit kami mampir di tempat tersebut. Ada dua pasang turis asia (entah Jepang atau Korea) dan dua turis Timur Tengah yg terjebak. Selanjutnya kendaraan bergerak menuju Patong dan 30 menit kemudian kami tiba di depan hotel kami, alamak jadi kalau tadi tidak mampir ke tour office itu, hanya satu jam saja perjalanan dari airport ke Patong yaaa.

Dua malam di Patong, kami menginap di Patong Paradee (Paradise) Resort, review hotelnya terpisah. Malam pertama itinerary kami adalah jalan santai melihat night life di Patong sambil mencari penjaja tour ke PhiPhi Island. Tidak jauh dari hotel kami melihat loket penjaja tour, pilih-pilih ngobrol-ngobrol nawar-nawar dapet deh tour ke PhiPhi dengan speed boat THB1200 per orang untuk besok pagi, termasuk transport transfer dari/ke hotelnya. Good. Urusan tour beres, kami jalan aja semampu kaki melangkah, ada Patong souvenir market di depan Hard Rock Café, hmm Hard Rocknya kerenan di Bali ahh, mana pemandangan depannya penuh dengan kabel listrik yg super berantakan. Lanjut jalan menyusur tepian pantai, ada deretan pedagang souvenir juga, wiii bikininyaa lucu lucuuu.. toko pertama nawarin harganya THB800, toko kedua langsung nawarin THB400, ujug-ujug dapatlah THB300, bikini two piece nan lucu yg di bali minimal 150ribuan ini 90ribu sajah, bahannya bagus pula, meskipun belum tau bakal dipakai dimana beli sajahh hihihi. Niat mau jalan sampai Bangla Road yg happening itu (satu ruas jalan yg khusus ditutup untuk pejalan kaki sesudah jam 6 sore, biasanya ramai oleh cabaret show jalanan yg dimeriahkan oleh lady boy yg cantik-cantik), apa daya kaki dah sengkle, jadi balik arah kembali ke hotel, mampir dulu jajan banana pancake, mirip crepes tapi basah ga garing, dan dibentuk kotak seperti martabak telur, isinya pisang dan disiram madu, manis legit yummy.

Day 2 - Snorkeling @ Phi Phi Island

Usai menikmati sarapan pagi berupa roti, omelet dan salad, kurleb jam 8 kendaraan penjemput kami tiba, supirnya rada jutek gara-gara kesal lama mencari kami di lobby sementara kami menunggunya di cafeteria hotel. Sambil meracau dalam bahasanya, ia menunjuk jam tangannya. Iya dehh om, jam tangan situ keren hihihi. Perjalanan ke dermaga pemberangkatan makan waktu 45 menit. Tiba di dermaga, yg mengingatkan aku pada dermaga di karimun jawa, kami didata namanya dan seorang pria cantik menyambut kami dengan ramah, “Hi, am Mey, I will be your tour guide, our group name is green team, if I call you green team green team please follow me”, hmm gemulai sekalii, tapi sepertinya orangnya asik.
Jam 9 tepat speed boat kami diberangkatkan. satu speed boat berisi kurleb 30 orang peserta, sebagian duduk di bagian depan bertudung matahari, kami berdua memilih duduk di belakang yg adem takut item hihi. Anehnya, satu boat ini kok isinya turis asia semua yaa, ada yg dari cina, jepang, korea. hebatnya si mey bisa lhow ngobrol semua bahasa mereka, meskipun sepatah dua patah kata, dia bahkan bisa bahasa melayu, sepanjang jalan dengan fasih  dia bercerita bahwa budaya Thai hampir sama dgn budaya Indonesia, dia ingin sekali jalan-jalan ke keraton jogjakarta, belajar tentang wayang kulit dan membuat gamelan. Menurut Mey, gamelan yg digunakan di Thai itu adalah produksi orang Jogja. Wah, bangga deh rasanya.
Tujuan pertama kita adalah Maya bay, itu lhow pantai tersembunyi yg dipakai syuting film The Beachnya leonardo dicarpio. maya bay ini seperti semacam celuk yg dikelilingi bukit-bukit, pasirnya putih lembut, gelombangnya tenang, sekilas mengingatkanku pada Pantai Tanjung Tinggi di Belitung, enak banget buat berenang-renang, cibang cibung. sayangnya, sakhing turisnya banyak banget (kurleb ada 10an speed boat yg sandar) jadi serasa di ancol deh pantainya, rame kayak cendol. 
note 3 : untuk tour ke phi phi island, memang lebih puas ambil  yg tour speed boat dibanding yg big boat, karena ada beberapa lokasi yg tidak bisa di singgahi oleh big boat karena pantainya terlalu landai, seperti di maya bay dan khai nok island, big boat mampir ke maya bay tanpa sandar, hanya foto-foto saja di tengah laut, snorkelingnya pun kurang puas jadinya. biasanya tour dengan big boat ditawarkan antara THB800-1200, sedangkan tour dengan speed boat berkisar di harga THB1200-1600. untuk sajian makanan (snack dan makan besar) mungkin di big boat lebih banyak, karena di speed boat hanya tersedia minuman saja air mineral dan soft drink, makan siang disediakan di pulau. 
40 menit di Maya Bay, kami melanjutkan perjalanan ke Phi Phi Leh, kurleb 10 menit dari Maya Bay, Phi Phi Leh mirip danau yg dikepung bukit, airnya tenang bangett, ijo lumut warnanya tapi jernih, sayang ga banyak ikan, enak sih buat berenang-renang, waktu nyebur disini jatah snorkel mask kita belum dibagikan terpaksalah aku nyeburnya bentar aja, ga bawa gogle jadi matanya perih euy. Selanjutnya, kami menuju Lawa (or Lanak yaa, gw rada siwer hihi) Island, hanya foto-foto saja dari atas kapal, yg menarik disini adalah satu tebing yg berwarna orange yg menjulang tinggi ditengah lautan, karenanya tempat ini sering disebut Orange Island juga. Kami lantas bergerak menuju Phi Phi Don, salah satu spot snorkeling yg paling digemari wisatawan, terletak tidak jauh dari dermaga Phi Phi Island. Dengan sigap Mey membagikan alat snorkel sambil mendata nama kami, kalau hilang kalian kena denda THB1000 yah. Lho kok murah? apa kita hilangin aja yaa,  hihihi.


Saat boat mematikan mesin, segerombolan ikan langsung mendatangi boat kami, what a lovely greeting, Mey dan beberapa orang langsung menyebarkan roti tawar yg langsung disambut ikan-ikan itu dengan lahap. Aku dan Sisca bergegas menuju tangga kapal. Lho tapi kok orang-orang santai aja, masih sibuk oles-oles sunblock dan ngobrol. Aah sebodo teuing, ayo turun ciinn. cie duo tigo, byuurr. yum yum para ikan menyambut dengan mengerumuni kami, lhaa bukannya takut tapi malah pipiku, kakiku digigitin, alamak dikira roti kali yak. Untung saja kami pakai baju renang yg serba panjang. Ikannya memang luar biasa banyak, tapi hanya ada 3-5 jenis saja, paling banyak nemo kuning strip hitam. Terumbu karangnya pun biasaa banget, duh masih cantikan terumbu karang di Sepa deh, ikannya pun di Sepa lebih beragam. But still, it was fun!
-- with Mey, our guide --

Puas berenang, kembali ke kapal kami baru menyadari, ternyata banyak teman dari satu boat kami yg tidak bisa berenang, sama sih ama aku, tapi kan aku nekat hihihi. Sudahlah pake live jacket, kok yaa masih pakai ban, ada pula yg masih juga minta ditarik oleh kru kapal. Waah kalo ada Leo-Jimmy JeNus, entah apa jadinya mereka diusilin yah. Berenang pun para turis asia ini tetep modis, anting gede yg sejak tadi dipakai, tak juga dilepaskan, kostumnya pun entah ganti berapa kali. Tapi ada satu cewek Chinese yg jagoan, dia berenang kesana kemari tanpa live jacket tanpa alat snorkel, rambut kriwilnya, bahkan jepitan bunga kain segede gaban di rambutnya tak kena basah sedikitpun. Luar biasaaa.

Puas di Phi Phi Don kami menuju Khai Nok Island untuk makan siang dan bersantai. Yaah jadi ga mampir di Phi Phi Islandnya yah. Kecewa sih tapi ahh palingan mirip Madura (emang pernah ke Madura? ya belum lahh).
Dari Phi Phi Don menuju Khai Nok Island dibutuhkan waktu 30 menit, jauhh yaa. Sambil mengutuki kebodohan kami yg tidak membawa camilan apapun, kami sibuk menutupi tubuh dengan handuk. Speed boat melaju kencang, ombak terasa menampar-nampar sisi kapal, mereka yg duduk di buritan mulai berteriak ketakutan, kain dan topi yg tipis mulai berterbangan, Mey dengan sigap menangkap dan  menyimpannya. Kombinasi goyangan kapal, erangan naga di dalam perut, serta angin laut yg berhembus kencang membuatku dan Sisca mengantuk. We laugh to realize, yeaahaha we will not recommend our future husbands to buy “kasur air”, coz the more they do the move, the cooler the aircon blows, the faster they make us fall asleep, zzzzzz :D.  

Gelombang laut makin mengganas, jeritan dari depan sudah tak terdengar, semua diam ketakutan, Mey terduduk di tengah kapal, kakinya ditekuk ke belakang, kepalanya tertunduk, ahh dia berdoa. Tak lama kemudian teman dari Cina yg duduk di samping kiriku diminta pindah ke sebelah kanan, begitupun dua orang awak kapal, untuk keseimbangan kata Mey. Sebagian besar peserta tampak mulai pucat, entah takut atau lapar seperti kami. Untuk mencairkan suasana hening, aku dan Sisca mencoba berceloteh, tertawa-tawa sendiri dan menggoda Mey. Nun jauh disana, awan gelap menutupi Phi Phi Island, hujan ciinn di Phi Phi. Lucky us!
Lalu tibalah kami di Khai Nok Island , pulau kecil yg tidak berpenghuni, hanya ada satu restoran yg dikelola khusus untuk menjamu turis. Payung dan kursi pantai tampak berjajar rapi siap menemani mereka yg mau bersantai. Pantainya landai, berpasir putih dan arusnya tenang. Mengingatkanku pada ... Ka, ini kayak pulau kuburan cina yg kita cast away di Pulau Seribu yah? Ho oh.  Kalo sama Pulau Burung yg di Belitung? Yaa enggalahh mba, gile kali lo, kerenan itu kaleee! Usai berfoto-foto di bibir pantai sejenak, kami langsung menyerbu makanan.  Menunya lumayan komplit, ada mie baso kuah ala thai, nasi goreng, cah sayur, ayam goreng, daging, ikan asam manis, salad, kerupuk dan buah. Yumm.

Sambil makan Mey mengumumkan bahwa kami dapat berenang di sisi belakang pulau ini, karena di sisi depan banyak kapal yg bersandar. Tuntas dua babak, kami langsung menuju arah yg disebut Mey, lhaa kok pantainya berkarang, sakit di kaki, ga bagus, udah banyak orang pula, kami pun berjingkat ke arah depan, naaah tuh ternyata ada juga yg berenang di depan tapi agak ke sisi kanan, agak jauh dari kapal sandar. Karena airnya tenang dan landai, kami tinggalkan live jacket di kursi pantai, hmm lebih enak, ga terasa berat di punggung. Serombongan ikan datang menyambut kami, satu jenis saja, berwarna putih strip hitam dan berukuran kecil saja. Saking asyiknya berkejaran dengan ikan, tak sadar aku berenang ke tengah, untung ada pemandangan di depan sana yg membuatku gelagapan dan berbalik arah, apakahh ituuu? Sepasang turis asal negeri kamasutra berasa lagi syuting film 21 tahun ke atas. Ajegile, padahal disebelah sana masih banyak orang yg berenang dgn alat snorkel.
Tepat jam 4, Mey meminta kami kembali ke boat 9013, waktunya pulang.  Hiks sedih juga berpisah sama Mey. This trip would not be the same without Mey guiding us. Kapunkaa Mey. Back to the car, back to the hotel. Untuk melunakkan rambut yg seharian kena air laut dan membersihkan baju dari pasir pantai, kami berenang lagi di kolam hotel, sampai tangan berkerut membeku. Naik ke kamar, mandi lagi yg bersih, baru teringat kami punya janji dengan Tik, si penjaja tour. Bergegas kami turun dan menemuinya, kami mengambil city tour untuk esok hari dan tour ke James Bond Island untuk lusa. Harga yg terbaik yg kami dapat THB1000 untuk city tour dan THB1200 untuk James Bond, mahalll, alasannya karena kami pindah hotel ke Karon beach. Hmm gimana nih, hitung hitung timbang timbang, coba lirik brosur dari tour lain yg kami lihat kemarin malam, masih lebih murah sih. Ya sudahlah, bungkus Tik. Urusan tour beres. Masih ada uang lebih untuk jajan. Eeh ada tukang  aneka sate di depan hotel, kayaknya enak tuh. Aku menjajal jantung ayam dan bakso ikan, sementara Sisca mengambil babi pedas dan ampela ayam. Satu tusuk THB10, isinya 4 pcs. Kami duduk di tepi kolam menikmati cemilan sate sambil membahas trip hari ini dan menikmati sinar bulan, full moon! Hmm enak niy satenya, beli lagi yuk, nambahh lagii masing-masing 2 tusuk, hahaha, diet gagal.
Note 4: Untuk mempermudah mobilisasi memang lebih baik menginap di Patong jika ke Phuket, kecuali temans menyewa mobil . Sejak di Jakarta kami sudah membayar akomodasi di Karon, tergiur oleh cerita bahwa Karon – Kata beach pantainya lembut dan daerahnya lebih tenang, jika di Bali Patong adalah Kuta dan Karon adalah Sanur or Nusa Dua. Jajanan dan street marketnya lebih murah di Patong, night lifenya lebih happening. Kalau mau mencoba menginap di Karon, lebih baik jadwalnya dari airport ke Karon dulu, enjoy sepi sepinya, main-main ke Kata atau Rawai Beach dengan menggunakan Seng Tau, dan baru pindah ke Patong untuk ikut tour ke PhiPhi or pulau lainnya, untuk ke airport juga harga taxinya ga jauh beda antara dari Patong maupun dari Phuket Town.

to be continued..

Note : Tour yg kami gunakan ke Phi Phi Island adalah Phuket Sea Island, webnya www.phuket-seaisland.com, email address : phuket_seaisland@hotmail.com

Monday, September 27, 2010

Thavorn Grand Plaza - Phuket Town

Hari terakhir di Phuket, pindah lagi ke hotel Thavorn Grand Plaza di Phuket Town. 

Hotelnya udah tuaaa banget, kayak Hotel Indonesia sebelum di pugar, eh no, even worse, kayak hotel Samudra Beach Hotel yg di Pelabuhan Ratu, begitu masuk lobby aja baunya tengik gitu. Sayang, padahal lokasinya cukup strategis dan bangunanya besar banget.

Kami ambil yg ratenya sekitar Rp.150.000 di agoda.com, dapatnya kamar di economic wing, ohh rupanya hotel ini salah satu favorit backpackers, menurt asisten marketing manager yg menemui kami Thavorn Grand Plaza termasuk direferensikan di trip advisor.

 
Di kamarnya ada satu double bed (terdiri dari dua single bed yg disusun berhimpitan), AC jadul yg bunyinya sumpah berisik, tapi masih dingin sih. Kamar mandi cukup besar, ada bath tub dan air panas. Mungkin ini dulunya hotel ngetop yaa, tapi tidak terurus saja.


Kawasan sekitar hotel cukup menyenangkan utk jalan-jalan, ada pasar buah, mall Robinson yg cukup besar, outlet 7-11,  atm, money changer, restoran, deretan pedagang street food yg lucu-lucu khas Thailand, serta deretan pedagang kaki lima penjual souvenir. Weekend market dan Naka Temple juga terletak tak jauh dari hotel ini. Mereka juga menyediakan fasilitas shuttle bus ke Karon Beach dua kali setiap harinya, dengan pemberhentian di Thavorn Palm Beach Karon. Untuk layanan bus ke airport dapat di tempuh dengan berjalan kaki kurleb 20 menit. 
Yah pokoke kalo temans mau berbackpack ria, cari hotel murmer, bisa lah disini. Tapi kalau mahluk penakut dan alergian sama debu serta bau lapuk seperti saya, hehehe siyap-siyap tak bisa tidur yaa :D.



Thavorn Grand Plaza Hotel
40/5 Chana-Charoen Road
Muang Phuket, 83000
Phone Number: +66 76 222 280
Fax Number:+66 76 222 270

Karon Princess Hotel - Phuket

Masih di Phuket.

Setelah dua malam menginap di Patong, berikutnya kami pindah ke kawasan Karon Beach. Kawasan yang cenderung lebih sepi dibanding Patong. Cucok buat yg mau hunimunan dehh. Jika Patong seramai Kuta, maka Karon adalah Jimbarannya. Masih atas referensi dari Agoda.com, kami dapat harga Rp.260.000 per malam untuk kamar Superior.

Karon Princess juga konsepnya minimalis, bentuk hotelnya memanjang, kalau dari depan tidak terlalu sophisticated tetapi bangunannya simple dan tidak menyeramkan (kami sempat main ke Thavorn Palm Beach dan Hilton, alamakk gede dan luass banget bangunan serta tamannya, jadinya justru menyeramkan ahh).

- bangunannya.. nice laahh -
Lokasinya cukup menyenangkan, sebelah kiri hotel ada minimarket, tempat makan, money changer dan massage. butuh ambil uang di ATM, silahkan jalan kurleb 5 menit ke sebelah kanan hotel. butuh taxi dan tuk tuk service, di depan hotel ada yg mangkal. butuh naik shong tau (kendaraan umum murmer yg menghubungkan patong-karon-kata-phuket) tinggal nyetop di depan hotel.

Ruangan kamar yg kami dapatkan sangat luas, ada satu double bed ukuran king, plus 1 ekstra bed yg nempel jendela, dua buah bangku, rak tv, diluar ada balkon dan dua buah bangku serta tempat jemur. di kamar mandi tersedia handuk mandi, handuk pantai, jubah mandi, sandal jepit untuk kepantai, sandal kamar. ada pemanas air serta hair dryer juga. Kamar mandi dengan bath tub, shower terpisah dan ada jendela yg bisa dibuka (see through boo, kemarin sih kita pakai utk mainan ala panggung unyil hihihihi). 

Makan pagi di hotel cukup lengkap, nasi, pasta, dagings, salad, fruit, roti, omelet, cereal, yogurt dan minuman. makanannya cukup enak. Kolam renang tersedia di lantai 2, cukup panjang (tinggi merata 150m) dan ada whirl pool. air kolamnya hangat lhow, jadi ga usah takut kedinginan. Di hotel tersedia penyewaan motor dan penyewaan internet, meskipun ratenya agak mahal.
Overall nilainya 8 juga, worth the pay, lebih enak kalau pesan kamar yg deluxe karena letaknya agak di depan. Kamar kami (superior) terletak di bagian belakang, untuk yg hunimun mungkin cocok yaa jadi bisa nyepi.

Hotel yg ada disebelah kanan Karon Princess namanya Baan Karonburi resort juga nice, di bagian belakang ada kamar dgn kolam dan whirlpool private di setiap kamar.
sowri tak ade nomor telponnyee ehehehe

Saturday, September 25, 2010

Patong Paradee Resort - Phuket

Bepergian ke Phuket?

Banyak orang menyarankan menginap di Patong beach, jadi kami pun mencari hotel yg murmer di Patong, seperti biasa lewat Agoda.com aja yg ga ribet. Awalnya kami jatuh cinta sama Club Bamboo Resort, tapi kok kayaknya jauh yaa, search lagi, nemu Patong Paradee (Paradise), kayaknya lucu and ga terlalu jauh dari keramaian. Kalau di Jakarta mungkin dia sekelas hotel Cipta kali yaa.

Lokasi hotelnya kalo jalan kaki, kurleb 5 menit  dari Hard Rock Cafe, 5 menit juga dari pantai, 15 menit dari JungCeylon (mall terbesar di Patong, ada Carefournya), 20 menit dari Bangla Road yang happening di malam hari with the lady boy shows.
Letaknya agak naik ke hill, jadi kalo ada tsunami gampang larinya qiqiqi.. konon waktu tsunami tahun 2005 lalu kawasan Patong ini kena lhow.. Lingkungan hotelnya cukup nyaman dan aman, dan tidak terlalu berisik, karena agak jauh dari kawasan yg hingar bingar. Sebelah kanan hotel ada minimarket 7-11 jadi kalau mau beli apa-apa gampang, termasuk makanan frozen (burger, nasi, mie cup) yg bisa dipanaskan disana.
Hotelnya memiliki dua bangunan, modelnya minimalis, bangunan yg agak lama 3 lantai (tanpa lift), bangunan baru 5 lantai (ada lift), kami dapat di bangunan lama lantai 3 pula. Jadi kalau temans mau kesana, coba nego aja minta di bangunan baru. Meskipun disebut bangunan lama tapi tetap terawat dan bersih, belum ada bau tua, masalahnya hanya naik tangga aja.
- the room - 
Kamarnya kami ambil yg standard, ruangannya cukup besar, bersih dan ada balkon diluar, bisa buat jemur-jemur :D. Ada safety box, pemasak air (with coffee n tea), TV, standard bintang 3 lah. Kamar mandi dgn shower dan tersedia air hangat. Hair dryer bisa minjem di reception, kalau mau ke pantai bisa pinjam handuk di kolam renang. Kolam renang imut aja, tapi mayan cape lah kalau bolak balik 10x, dalamnya standar 140m aja. Ada kolam untuk anak-anak juga. Di dekat restoran ada rak buku yg isinya novel-novel berbahasa Inggris, bebas untuk di baca-baca, gratis cinn.
- the balcony -
Makan pagi di hotel berupa roti, omelet, salad, buah, cereals, tidak tersedia makanan berat berupa nasi dan mie dan daging-dagingan, tapi kalau pesan omelet kita dapat juga sosis ayam dan ham (babi).
Overall nilainya 8 lah :) worth the pay.. kemarin kami dapat dari agoda Rp.220.000 per malam net including breakfast, menurut mbak receptionist, booking dari internet jatuhnya lebih murah daripada go show..
Kalau suka lokasi yg lebih dekat dengan keramaian, coba cek The Album Hotel (dia bener-bener dekat dgn Bangla Road n JungCeylon), Hotel Baumanburi juga cuantik, or utk budget traveler di Lamai Inn juga dekat keramaian tuh.

Tuesday, September 7, 2010

Short Trip to Hongkong Macau

Aku dan Sisca memang pasangan kompor di urusan jalan-jalan, maksudnya suka saling mengompori, tiap kali melihat tiket murah atau liat info daerah wisata yg kira-kira aksesnya bisa kita reach berdua, udah deh susun rencana utk berangkat. Meskipun yang namanya tiket murah kadang untuk keberangkatan sekian bulan atau malah satu tahun mendatang, beberapa kali terpaksa kami pass karena pada hari H kami berhalangan.  Perjalanan ke Macau-Hongkong kali ini juga akibat tergiur tawaran tiket murah, bayangkan saja, hanya Rp.750.000 pp untuk JKT-KL-Macau-KL- JKT, bungkus! Blass lupa bahwa tanggal perjalanan yang kami pilih adalah di bulan peak, liburan anak sekolah.. Waduh pastinya hotel lagi mahal-mahalnya tuh. Rencana perjalanan pun melebar, awalnya ke Macau saja, tapi kemudian bertambah nyeberang ke Hongkong.. “Tanggung mba udah deket, khan gw belum pernah kesana” bujuk Sisca, oke dehh..
Setahun kemudian.. ;p
Hari H keberangkatan, aku dan Sisca saling mengingatkan lagi barang-barang yg perlu di bawa, print tiket pesawat dan print voucher hotel dari Agoda. Dalam perjalanan menuju Gambir (untuk naik bis Damri ke Bandara) Sisca menyebut  tentang NPWP, akupun mendadak lemas, sugarrrr, aku ga bawa NPWP, huaa masa harus bayar 2.5 juta? Tidakkkk.. akhirnya telpon kesana kemari ngerusuhin orang-orang yg sedang bersantai, tetangga yg sering kumintai tolong kupaksa jadi ojek dadakan untuk ambil NPWP di rumah dan antar ke Bandara, wahh ribettt benerr.. Alhamdulillah teratasi, aman .. 
Note no. 1 .. NPWP itu harus selalu ada di dompet atau di kantong passport, jangan disimpan di bawah bantal  Ta ;p
Tiba di LCCT Kuala Lumpur hampir tengah malam, kami berkeliling mencari lapak utk istirahat sambil menunggu penerbangan pagi ke Macau, sejak awal kami tidak merencanakan untuk menuju hotel karena mendapat informasi bisa tidur-tiduran di airport, hanya 6 jam saja kok pikir kami.. Dan memang, banyak sekali manusia bergelimpangan dgn kantong tidur atau beralas koran di beberapa sudut LCCT, ada pula yg tidur duduk di kursi.. kami berpandangan, dan menggeleng serempak, neee.. malam ini harus bisa istirahat proper coz besok bakal jadi hari yg melelahkan..  tidak jauh dari airport kami melihat nyala terang signage Tune Hotel.. let’s go, tapi kok kayaknya jauh ya, tanya ke beberapa orang berseragam Air Asia, disuruh jalan kaki, katanya deket, tapi kita ragu, tengok kanan kiri eh ada bus berbalut logo TuneHotel.com, ahaa rupanya ada shuttle bus, tiketnya RM1, yuukss.. untung aja naik bus, coz ternyata jauuhh lhoww.. ajegile tuh orang, menyesatkan.. dan begitu sampai di receptionis kita disambut dgn senyum pak cik keturunan India “maaf kami sudah full booked”.. lemass.. again, untung aja tadi ga jalan kaki, kebayang kan udah jalan kaki jauh geret-2 koper n ransel, ehh ga dapet kamar pula.. God bless us  .. otw back to airport, naik shuttle bus lagi kita baru nyadar kalo kursi bus ini mayan empuk dan nyaman utk kita tiduran, akhirnya kita nego sama pak supir bahwa kita bakal ngikut dia bolak balik n bakal bayar RM10 per orang.. jadilah malam itu kami tidur di bus Tune Hotel :D ..
Note no. 2.. Transit di LCCT ? kalau ini adalah awal perjalanan menuju tempat lain, lebih baik booking sekaligus TuneHotel sesudah booking tiket.  Jangan lupa, ada Shuttle Bus, jangan mau disuruh jalan kaki. Transit menjelang pulang atau males bayar hotel? modalnya sleeping bag, kantong uang (yg diikat di pinggang di dalam celana panjang), baju yg hangat, bantal leher dan cari lantai yg agak bersih dan aman. Alternatif lain, beli secangkir susu hangat dan roti di restoran Taste of Asia (seberang McD LCCT) di terminal keberangkatan dalam negeri, jangan langsung dihabiskan, manfaatkan bangku panjangnya utk meluruskan badan sejenak. Ada satu lagi, di restoran makanan India (lupa namanya) tidak jauh dari resto Taste of Asia tadi, kursinya juga sofa panjang. Terlanjur geret koper ke TuneHotel dan ga dapet kamar? Manfaatkan sofa-sofa panjangnya di lobby untuk istirahat ;).
Oh iya, sekarang AirAsia ada fasilitas online cek in yg bisa diakses dari computer pribadi maupun di beberapa airport, kalo ga salah di SoeTa udah ada, di LCCT juga, yg bisa mulai diakses 48 jam sebelum jam keberangkatan. Mayan khan ga usah ngantri. Nah kalau kita sudah online cek in, tinggal tunjukkan saja print outnya ke Drop Bag Counter, sambil ngedropin bagasi.  Ngomongin soal bagasi, jangan lupa AirAsia sekarang ketat banget soal 1 bag  max 7kg yg dibawa ke cabin, jadi better beli bagasi online, lebih murah daripada pas di bandara. Untuk cewe biasanya diperbolehkan 1 tas tangan dan 1 tas tenteng, nah kalau beli makanan perintilan yg dikemas terpisah-pisah better disatukan disatu tas tenteng yg agak besar, kalo apes ketemu petugas yg galak disuruh tinggalin lhow.
Sesudah cek in kami duduk santai sambil ngerumpi, nunggu waktu boarding, entah firasat apa aku ajak Sisca masuk ke dalam dan duduk santainya di ruang tunggu boarding saja, di saat kita baru lepas dari counter imigrasi bergaunglah announcement “Panggilan terakhir kepada Miss Puspita Widowati dan Miss Fransisca Olivia untuk naik pesawat AirAsia nomor penerbangan blabla ke Macau” .. wakks nama kita berdua disebut, langsung kita lari terbirit-birit naik tangga dan berputar ke arah gate keberangkatan, total 3x nama kami dipanggil, dgn bahasa yg berbeda-beda tentunya, tapi teteup namanya sama.. OMG, kita mendadak ngetooppp makk di KL.. hihihi, ini semua gara-gara lupa ngerubah setting jam!..   Lucky us! As always, God save the Princess .. Saat berlari menuju lane tempat pesawat kami diparkir, kami udah stress membayangkan wajah-wajah penumpang lain yg menatap marah menunggu kami yg terlambat.. ternyata oh ternyata, mereka semua salah lane, pesawat yg menuju Macau berada di lane 57, entah mengapa info yg mereka dapatkan pesawat itu berada di lane 19, jadi berbondong-bondonglah mereka berjalan dari lane 19 ke 57, lumayan jauh lohh, dan lumayann karena kita batal dipelototin orang.. hihihi..
Perjalanan dari KL ke Macau memakan waktu 4 jam, saat pintu pesawat sudah ditutup, Sisca langsung menghilang, mencari barisan tempat duduk yg kosong, ahh ternyata dua row di depan kami ada kosong, alhasil kami sukses tidur meluruskan badan sepanjang perjalanan KL-Macau, sementara penumpang lain duduk rapih di tempatnya..  Ahh Tuhan kami, tiadalah Manager yang paling pandai selain Engkau, You really know what is best for us.. Love You Ya Allah 
Note 3.. AirAsia KL-Macau hanya menerima pembayaran belanja di atas pesawat dalam mata uang Ringgit, HKD atau USD, meskipun flyer penawaran makanannya masih mencantumkan harga dalam Rupiah, dan meskipun bayar pakai HKD atau USD kembaliannya selalu berupa Ringgit dengan fix rate yg ditentukan oleh AirAsia
Hari Kedua – The beginning of the journey..
Cukuplah ya stress-stressan di hari pertama, lupa NPWP, mendadak ngetop di KL ;).. Tiba di Airport Macau, ga makan waktu lama untuk urusan Visa on Arrival, kita nunggu bis AP1 menuju Ferry Terminal, tapi kok lama yaa, padahal kita ngejar waktu niy.. naik taxi aja,  kurleb HKD 60, blezz sampe deh Ferry Terminal, langsung menuju tempat tiket, karena kita menuju daerah Kowloon di HKG jadi naiknya FirstFerry. Naik ke Ferry langsung pasang bantal tidur dan zzz merem lagi deh, mayan 1 jam euy.
Note no. 4.. nilai uang Macau = Hongkong, di Macau anda bisa belanja pakai uang HKD, tetapi di HKG anda tidak bisa pakai uang Macau. Kalau naik taxi di HKG maupun Macau, jangan langsung marah jika supir menagih anda berbeda dgn yg tercantum di argo, coz disisi pintu ada keterangan biaya bagasi per satu tas HKD5, dan untuk taxi to/from airport ada charge HKD10 
Tiba di  Kowloon kami menumpang bis no 3C yg tersedia di bagian samping Ferry Terminal, turun di Post Office Mong Kok, sampai di sana celingukan, arah mana yaa hotel kita itu, geret-geret koper kami berjalan menyusuri jalan-jalan kecil di Mong Kok yg penuh orang lalu lalang, akhirnya berjumpalah dengan Soy Street, tapi disebelah mana hotelnya, perut udah lapar ga karu-karuan, akhirnya masuk ke sebuah restoran Mie yg terlihat cukup bersih, entah apa namanya tapi makanannya mayan enak dan banyak dan es lemon teanya segarrr sekalii.. I love it.. abis makan cari hotel lagi, tanya orang kiri kanan pada bingung, di voucher yg kami pegang ga tercantum nomor telepon yg bisa dihubungi, ga jauh dari resto tadi aku lihat hotel Stanford tempat aku menginap dulu, hmm seharusnya aku cukup familiar dengan Mong Kok mengingat dulu seminggu lebih berada disana.. akhirnya menyerah, kami menyetop taxi dan menunjukkan alamat hotelnya, supir taxinya muda trendy dan helpful, dann dia bisa baca huruf romawi serta Inggrisnya bagus (jarang-jarang lhow), ketemulah kami dengan si hotel, yg ternyata bener-bener selurusan jalan dari resto tadi dan si hotel Stanford.. alamakk..
Usai mengganti pakaian dan mandi, udah jam 3 sore bouw, kami berangkat menuju MTR station yg terdekat, beli tiket 24hours for tourist, HKD55 (belum berubah dari 3 tahun lalu). Langsung wuzzz menuju tujuan wisata yg a must to see, The Peak di Hong Kong Island.. turun di station Central, lanjut naik bis nomer 15 menuju The Peak.. Alhamdulillah cuaca cerah dan udara bersih, jadi kami bisa menikmati pemandangan ‘indah’ dari atas The Peak,  foto-foto, ikutan isi kuis yg hadiahnya free trip to HKG, menjelang  sunset kami pun turun dan menikmati sunset dari atas bis saja . soalnya mau ngejar jam 8 di Clock Tower untuk liat show lampu disco dari gedung-gedung di bibir pantai HKG Island, yg ternyata gitu ajahh, promosi yg lebay..

-- The Peak --
 -- from The Peak view point --

 -- symphony of light -- 

Berhubung kebetan yg kudapat bahwa malam itu tim bola kesayanganku Germany bakal tanding, jadilah usai dari Tsim Tsa Tsui kita langsung mabur balik ke hotel, udah cape juga sih, makan malemnya beli ayam KFC aja ya, wkwkwk, eh beda lhow sama KFC di Jakarta, disana ayamnya rasa lemon :p.. sampai di hotel bersih-bersih badan langsung turn on tv, cari-cari channel world cup, kokkk ga adaaa, telpon ke reception “sorry we don’t have world cup channel here” .. gubrakss.. wakkss.. masa kudu ke kafe sih, tapi dimana juga kafenya.. akhirnya mencoba ikhlas, hiks hiks, emang disuruh istirahat kali yak.. zzz
Hari Berikutnyaa
Bangun pagi badan rasanya sakit semua, tapi tetap semangat, hari ini jadwal mau ke Ngong Ping dan Disneyland, baru siangnya ke avenue of star. Cek out hotel, nitip barang di reception, langsung  naik MTR ke Tung Chung, station terdekat menuju Ngong Ping. Entah kenapa aku suka aja ke Ngong Ping, suka naik Cable Carnya hihi, melintasi lautan dan bukit-bukit soalnya, I like the scenic view, Subhanallah paduan ciptaan Allah yg indah dan manusia yg pintar mengelolanya..

 -- Ngong Ping Cable Car -- 

Sempet bingung pas beli tiket Cable Car, coz sekarang ada pilihan cabin biasa n crystal cabin, apaan tuh ya, tapi kok mahal, ah yg biasa aja toh rutenya sama. Yg lucu pas baru naik ada fotografer dari pengelola, dia mengoceh dalam bahasa cina, aku manggut-manggut aja, nebak-nebak, paling ditawarin foto n hasilnya bisa di lihat pas kita mendarat di Ngong Ping sana.. Sisca ketawa terus liat gayaku yg sok paham..  one two cheese .. duh masih terngiang suaranya tuh mas fotografer, sumpah cempreng.. dan bener lhow tebakan eke, ada beneran tuh foto kita berdua nyengir di Cable Car dalam bentuk 2 key chain n 1 helai foto ukuran 4 R
Tiba di Ngong Ping kami langsung menuju Big Budha, naik ke atas, foto-foto di puncaknya, nikmatin pemandangan, n turun langsung ke Po Lin Monastery, sesudah puas langsung menuju Ngong Ping Village lagi, foto-foto n lihat-lihat sebentar, then langsung ke Cable Car lagi, back to Tung Chung. Kali ini kita bener-bener berdua aja di Cable Car, serem juga.. (sampe di Jakarta baru ngeh, crystal cabin itu lantainya kaca, jadi bisa ngeliat ke bawah langsung, alamak untung ga pilih yg ini, bisa repot duduknya ciinn)

 -- full color at Ngong Ping village -- 

Note no. 5.. Jika ingin ke Ngong Ping usahakan pagi-pagi sudah sampai di Tung Chung, at least jam 09.30, Cable Car mulai buka jam 10.00, kesiangan dikit waktu kita bakal habis di antrian Cable Car. Ngong Ping adalah daratan tinggi, sering kali tertutupi kabut seperti di Puncak, makin siang kita kesana makin besar resiko The Big Budha tertutup kabut, begitu tiba pun lebih baik langsung menuju Big Budha sebelum makin berjejal pengunjungnya. Untuk menuju Ngong Ping bisa juga naik bis dari Tung Chung, lebih murah tapi makan waktu. Tiket Cable Car lebih baik beli langsung utk return, lebih murah.
Kembali ke Tung Chung, it’s time for shopping!  Tung Chung Citygate merupakan salah satu shopping mall yg lengkap, banyak aja branded outlet dan mostly pasang diskon! Esprit, Giordano, Adidas, Guess, Mango, Swatch.. ya udah ketebak lah ya, waktu kita abiss disini, dan kita baru berhenti cuci mata ketika perut sudah kelaparan, waks jam 2 siang! Haiya padahal plannya masih banyak. Akhirnya makan siang yg direncanakan di Mong Kok berganti dengan makan siang di Tung Chung, nasi bebek, slurp enakk.  Tapi cuci matanya belum puas, lanjut lagi yaa hihihi (sumpah gw bukan orang yg hobby belanja, tapi kalo udah di HKG kayakna kalap aja). Di MTR, berdua duduk lemas, baru terasa capenya, akhirnya berembug, batal deh foto-foto di Disney n Avenue Star, next time (kapan tuh yaa). Ya udah sampe Mong Kok dilanjutkeun acara cuci mata, ke outlets lagi, ke ladies market lagi dan makan lagi di restoran Mie yg kemarin :D .. balik hotel udah hampir jam 6 sore, ambil koper, cari taxi langsung menuju Ferry Terminal, ternyata ada FirstFerry yg udah mau berangkat, lari-lari deh menuju Ferry.. back to Macau..

 -- Sisca in front of our fav noodle resto , Mongkok --
Tiba di Macau, kami langsung mencari shuttle bus ke Emperor Hotel, wahh ternyata untuk hotel bintang 3 ke atas dan beberapa Casino ternama masing-masing punya shuttle bus yg nangkring di Ferry Terminal, kok malah di Airport ga ada yaa.. tanpa lama menunggu kami pun langsung diantar ke hotel tempat kami akan menginap.
Hotel reviewnya terpisah ya.
Malam itu kami habiskan di kamar hotel, menikmati kamar , sambil cicil packing dan nonton bola! Hoho ternyata German baru tanding malam ini, yg kemarin Belanda. Horee mas Klose cs menang! Ehm ada yg kalah tarohan neeyy hihihi..
Hari keempat
Bangun pagi kayaknya masih ga rela ninggalin hotel, baru jam 9 kami betul-betul beranjak, titip koper then numpang shuttle bus lagi menuju Ferry Terminal, nyambung shuttle bus yg ke Venetian.. plannya kita mau naik gondola n liat-liat casino hihi..  bisnya nyaman banget bikin mataku kriep kriep.. tiba di Venetian, ohh ini hotel ada mallnya dan casinonya.. wow, arsitektur dan interiornya bagusss.. keliling cari gondola, lahh kok segini aja, males bener kalau kudu bayar HKD 108, masih mendingan naik sepeda air di Danau Cibubur deh.. akhirnya kami cuman sight seeing, foto-foto, beli roti n main di casino, awalnya cuman pingin foto-foto, eh dimarahin satpam, akhirnya kami bergaya mau main beneran, ya jadilah main beneran, ga bisa pula, beberapa dollar pun melayang ;p..
Sama seperti di Hongkong, di Macau pun kerap kali kami diajak bicara pakai bahasa setempat,  Sisca udah manyun aja, elu aja deh yg ngomong sama mereka mbak, kayaknya elu bisa nyambung.. siwalann.. nahh di kedua Negara ini, banyak sekali sodara-sodari kita para pahlawan devisa yg bisa kita temui di hari Minggu karena mereka libur bekerja, tapi jangan harap bisa nanya-nanya arah sama mereka yaa, sama aja butanya sama kita :D
Puas di Venetian, kami kembali naik shuttle bus ke Ferry Terminal, tujuan selanjutnya Senado Square, dari Ferry Terminal seharusnya kami naik bis 10A, tapi gara-gara disuruh sama petugas di loket naiklah kita bis nomer 10, katanya sama kok..  nyasar dengan sukses .. panasnya udara bikin kami tambah stress, ngadem dulu deh cari makan seadanya.. maksud hati pesan mie pangsit tapi yg tersaji kok pangsit kuah, feelingku udah ga enak, hmm kayaknya ada ba-nya niy, berdoa aja.. usai makan aku membersihkan tangan dengan tissue yg tersaji di meja, kebiasaan yaa makan di Jakarta tissue gratis donk, ehh ternyata untuk tissue itu aku kena charge 2 MP.. beteee.. 

 -- Senado Square --
Melanjutkan perjalanan dengan bis no 3 tanya ke pak supir lewat Senado Square, horay..  waahh arsitektur gedungnya bener-bener gaya eropa banget, serasa di kawasan fatahillah tapi lebih rapih aja.. panasnyaa naujubilee ciinn, untung bawa payung ;p.. foto-foto di gereja tua, tiba-tiba perutku terasa sakitt sekali, kontraksi niyy.. terpaksa deh mampir ke outlet hagen daaz, sebelum duduk dan memesan, tanya dulu donk ada toilet ga, hahaha.. hmmph beneran tuh pangsit yg kumakan tadi ga halal, buktinya langsung keluar semuaa..  puas foto-foto kami kembali menuju hotel, ambil barang, bersih-bersih dan repack di toilet lobby, untung ga ada orang lain jadi kami bisa cuci kaki di wastafel .. durr langsung menuju airport, kali ini pake taxi aja, soalnya shuttle yg ada di hotel hanya ke Ferry terminal..
Dalam penerbangan ke KL, Sisca beruntung bisa duduk sendiri, sedangkan aku harus bersama dua cowok-2 malay, awalnya aku bertahan, ikhlas dehh biar Sisca bisa tidur, lama kelamaan begah juga secara dua mahluk ini ngajak ngobrol yg ga penting gitu, waduuhh mana bisa tidur nihh guee.. akhirnya say goodbye politely dan pindah ngerecokin Sisca, dia tetap tidur terlentang dgn kaki menggantung di jendela, aku tidur duduk  mematung bak arca *lebay*.. sampai di KL kami langsung membeli minuman hangat di resto Taste of Asia dan numpang tidur terlentang  hehehe..  then, back to  Jakarta 

Wednesday, July 21, 2010

Emperor Hotel, Macau

I really like this hotel.. huge room and nice bathroom (with bath tub).. big screen tv with world cup channel (hahaha it is so important, since my beloving team Germany  will play againts Argentina that night)

- nice cozy room -
Located not to far away from the down town, right behind Holiday Inn hotel, it is easy to find the hotel.
- see through curtain to the bathroom -
From the airport, you can take a cab (cost about HKD 60). From the Ferry terminal, you can take a shuttle bus right to the hotel, just ask the information about shuttle bus to Emperor Hotel and they will show you the way.
Highly recommended ! good price (July kemarin ini pas peak season kita kena rate  in IDR jadi 1 jutaan), good place, good service :)
Emperor Hotel
No. 51 Rua de Xangai, Macau, Macau


Pop Hotel, Mong Kok, Hong Kong

Bukan karena sombong or kelebihan duit, tapi memang aku dan Sisca udah ga sanggup ber back pack ria, trauma pas nginep di hotel murmer di Lombok semaleman ga bisa tidur, bersin-bersin karena kotor, jadi sekarang standar nginepnya at least bintang 3, masih mending abis liburan kita ngegembel di ibukota tercinta daripada sakit n sengsara di tanah orang.. gitu deh kira-kira :) .. so, pas ke Hongkong kemarin kita nginep disini, dapet referensi dari Agoda.. tempatnya tuh bener-bener di area Mongkok yg crowded dengan ratusan outlet n ladies market, tapi mayan aman, n kamarnya walaupun minimalis kayak Tune Hotel tapi lebih stylist lahh.. bersiihh pastinya, lingkungannya pun oke.. recommended utk nginep bareng keluarga dgn budget terbatas..

- ini roomnya, with two small (not really small sebenernya, muat kok berdua kalo badannya kecil-kecil hihihi) beds, flat tv, tea maker, hairdryer, cushion -
 - ini bathroomnya, minimaliz abizz -

secara lokasi mereka ini di simpangan antara Canton Road dgn Soy Street, nah kalo ke Ladies Market tinggal lurus aja di Soy Streetnya, nemu deh tuh outlet Esprit, Bossini dll dsb
Station MTR yg terdekat adalah Mongkok, exitnya Langham Place (big shopping mall di Mongkok), kalo dari terminal Ferry bisa naik bis nomer 3C turun di Post Office Mongkok (Nathan Road) then mundur ke arah Soy Street, atawa naik taxi bilang Canton Road 950.
Sebenernya ini cuman selurusan jalan dari Hotel Stanford Mongkok tempat gw nginep dulu, tapi tetep aja pake nyasar dulu secara ga tau. Highly Recommended.
POP HOTEL
tel: 852 21170033
address: no. 950 Canton Road (near Soy Street), Mong Kok, Hong Kong