Tuesday, January 3, 2006

A Friend in Need is A Friend Indeed


…teman adalah hadiah dari Tuhan untuk kita, mereka bagaikan malaikat-malaikat kecil yang tak bersayap…


Aku yakin semua orang di dunia ini pasti punya teman, entah seberapa dekat dan seberapa tulusnya hubungan mereka. Tapi aku tak yakin kalau teman yg mereka miliki sehebat teman-teman yg aku miliki. Karena teman-temanku tetap mendampingiku bahkan disaat aku tak punya apapun yg bisa aku tawarkan pada mereka. Juga pada saat aku hanya ingin membisu dan sibuk dengan alam pikirku sendiri.


Mari kita bongkar bersama koleksi teman yg kita miliki. Berapa banyak diantara teman yg kita punya yg mengingat kita tidak hanya pada saat susahnya, tapi juga membagi saat senangnya dengan kita. Sebaliknya apakah mereka juga ada saat kita bersuka maupun berduka. Kalau belum banyak, ehm mulailah menoleh kanan kiri dan melihat orang-orang yg baik dan tulus yg bisa dijadikan koleksi teman kita J


Seorang teman yg menemani di saat duka tidak berarti harfiah ikut menangis bersama disamping kita, atau menyodorkan a shoulder to cry on. Tapi seorang teman yg baik akan mengusahakan kita terobati dan bangkit dari luka kedukaan. Seperti obat pada umumnya, mungkin rasanya pahit tapi khasiatnya menyembuhkan.


Aku punya beberapa teman yg selalu mencaci-maki diriku disaat aku sedang bersedih atas kegagalan dan ketidakmampuanku akan suatu hal, mungkin orang lain yg melihat akan menganggapnya kejam dan heran, orang sudah jatuh kok masih ditimpa tangga. Tapi ternyata ’pecutan’ mereka bisa membangkitkan aku bahkan membuatku merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Ada juga yg tampak sedikit tak perduli dengan cerita sedih kita, dan memilih sibuk bercerita tentang kegiatannya di hari itu, ngoceh ngalor ngidul dan akhirnya terselip cerita lucu yg membuat semua yg mendengar tertawa. Kemudian dia akan tersenyum lega seraya berkata, gue seneng lu bisa ketawa, ketika lu udah riang lagi gue yakin lu bisa atasin semua masalah lu sendiri.


Ada orang-orang yg secara luar biasa punya indera keenam yg cukup kuat hingga tanpa sadar selalu datang di saat yg tepat, walau phisically mereka tinggal di tempat yg jauh dan jarang menghubungi di hari-hari lain, tiba-tiba out of the blue bisa muncul dan menumbuhkan harapan baru disaat kita membutuhkannya. Bisa disebut teman-teman macam ini adalah keajaiban yg hadir dari suatu cinta yang tulus.


Bagaimanapun, teman adalah hadiah dari Tuhan untuk kita, mereka bagaikan malaikat-malaikat kecil yang tak bersayap. Memang diciptakan Tuhan untuk melingkupi kita dengan kasih. Bak simpanan tanpa bunga, namun juga tanpa biaya administrasi dan pajak penghasilan. Harus dimiliki! Tapi bagaimana cara kita memilikinya juga akan kembali kepada kita. Jika kita membeli teman dengan uang atau kekuasaan, maka seperti transaksi di bank, kita dapat hadiah langsung satu dos indomie saat buka tabungan, semakin banyak hadiah didapat saat kita tingkatkan saldo tabungan. Tapi saat keadaan kita memburuk, saldo tabungan makin tipis, pajak dan biaya adminnya mulai terasa mencekik, bahkan untuk menutup tabungan tetap dikenakan biaya.


Mari kita berlomba jadi teman yg baik untuk teman-teman kita, kawan. Be a friend in need. Tulus memberi walau terkadang penerimaan terhadap pemberian kita tidak sesuai harapan kita. Kita bisa mulai menghargai juga pemberian orang lain. Contoh kecil, kadang kita menganggap sampah untuk forward email cerita kebajikan maupun jokes dari teman kita, padahal mungkin isinya bagus dan bisa menceriakan hari kita. Paling tidak, nun jauh disana, ada seseorang yg masih mengingat kita dan berharap dapat memberikan sesuatu untuk kita.


Suatu hari nanti, sepuluh atau dua puluh tahun kedepan, saat orang bertanya padaku, apa rahasia kamu bisa awet muda? Aku sudah tahu jawabannya... (Nope! bukan banyak minum air putih atau makan sayur tiap hari, tapi...).. Kasih Tuhan lewat teman-temanku dan keluargaku...


Thanks God, May You bless and take care all my friends wherever they are now…



puspita widowati - Jan 2006

 

--------------------

JEJAK - JEJAK TANAH BASAH

Seorang perempuan menemui kekasihnya dalam kesedihan .
Dia bertutur tentang kegagalanya lagi yang telah kesekian kali.
Lelaki di hadapannya itu hanya memandanginya dan tersenyum, lalu berkata setelah semua cerita dan air mata usai dipapar ,
" Kulihat sempurna sudah bintang di matamu, karena redupnya yang sesekali, " gadis itu terdiam.

Akhirnya kita sepakat untuk berjumpa di pulau itu, tepat seperti kisah kita lima tahun yang lalu.

Bahkan tidak ada yang berbeda , saat hujanpun turun akhirnya seperti hujan lima tahun yang lalu, disusul dengan hujan air matamu seperti sekarang yang serupa dengan tempo dulu.

Ah, entah kenapa bahkan hingga sekarangpun kita belum kunjung sejalan.

Mungkin lima tahun lagi jangan lagi pertemuan kita untuk mengharapkan adanya persamaan dan bukan permintaan atas pertemuan yang menjadi pengulangan hari kemarin.

Bukankah hidup adalah perubahan bukan rotasi untuk sebuah pengulangan kisah kemarin.

Waktu hingga tibanya hati tersentuh kenyataan untuk sebuah doa dari yang jarang, siapa yang memulai untuk melukiskan balik tentang bagaimana aku bisa sampai di sini ?

Waktu kemarin aku masih bertanya - tanya akan berdiri di mana aku dua tahun lagi, besok atau tahun depan, masihkah berdiri pada shaf yang sama di pulau ini?

Dan saat semua berubah lepas sujud, butir air mataku menetes, terlalu banyak kisah untuk dipaparkan terlalu pendek waktu untukku menulis tangis dan takutku akan malam - malam itu, sungguh aku terhempas Tuhan untuk besok dan hari dari kaki yang aku tahu akan berdiri di mana kelak.

 

from Andrey


1 comment: