-----------------------------
Pagi yang basah...
seorang ibu tua membuka mata dengan sedikit resah. Ada galau melingkupi hatinya. “Ini, hari pertama tanpanya...”,bisiknya dalam hati.
Lengang..
rumah ini tak seperti hari lalu, menantunya tak ada lagi disini. Di rumah yang biasanya tempat mereka berkumpul. Pagi, biasanya disambut sang ibu tua dengan seanyuman ramah anak lelakinya beserta istrinya, sang menantu kesayangannya itu. Sarapan bersama menjadi rutinitas yang membahagiakan hari tuanya.
Tapi, kini?!
Ibu tua, menghela nafas berat. Terasa berat.
Keputusan bercerai anaknya dengan sang menantu kesayangan sungguh membuatnya matanya terus berair. Rasanya, baru kemarin ia menikahkan mereka.baru kemaren ia mengajarkan sang menantu memasakkan makanan kesukaan anak lelakinya, baru kemarin ia merasakan asyiknya mempunyai menantu perempuan yang bisa diajaknya belanja ke pasar, mengantarnya membeli pakaian dan aktivitas lainnya yang hanya bisa dilakukan hanya dengan perempuan...
dan sang menantu...adalah perempuan yang benar2 sangat memanjakan ibu mertua. Kedekatan mereka membuat sang ibu yang sering sakit2an kembali bersemangat menjalani hidup yang selama ini terasa kosong sepninggal suaminya. Untuk itu, ia tidak mengijinkan sang anak meninggalkan rumahnya. Ia ingin terus ditemani sang anak dan menantu kesayangannya itu.
Waktu berlalu...
sang ibu tua tak pernah tahu. Bahwa senyum yang selalu mengembang ketika mereka sedang berkumpul di ruang keluaga adalah tangis yang berbeda ketika suami istri itu telah berada di kamar mereka. Pertengkaran, ketidakcocokan dan perdebatan sengit senantiasa mengisi kamar yang belum dihuni buah hati itu.
Sang waktu pun tak terkendali. Sang menantu tak lagi bisa bertahan. Ada sesak didadanya, ia tak sanggup lagi terus bersandiwara bahagia di depan sang ibu mertua. Perselingkuhan suaminya tak mampu lagi menahannya untuk tetap tinggal di rumah tua sang mertua yang sangat menyayanginya itu.
Ia sadar, sang suami sudah tak menginginkannya lagi. Sms, chating dan kata mesra hanya sang suami beri buat perempuan lain, bukan dirinya lagi. Sakiiit, perih dan harga diri yang tercampak membuatnya memutuskan untuk meninggalkan semua kenangan manis di rumah tua ini.
Ia sangat menyayangi ibu mertuanya, tapi letih hatinya bersandiwara membuat kesakitan yg teramat panjang jika menghadapi suaminya tengah merindukan wanita lain yang bukan dirinya. Hatinya pun berontak dan ingin lepas dari perih itu.cobaan dan godaan buat sang suami tak sanggup dihelanya. Ia pun keluar dari hidup suami dan ibu mertuanya itu........
Dan...sang ibu mertuapun terpenjara.
Hatinya meronta dan tak mampu lagi berkata. Lesu...gundah...sakit...da n kehilangan.
Ia sedih tak berkesudahan..
sang perempuan itu bukan menantunya lagi...
sang perempuan itu tak bisa tinggal disini lagi...
sang perempuan itu tak ada harapan lagi memberinya cucu buat dirinya.
Ia kini sendiri lagi....
tak akan terdengar lagi senandung sang menantu di kamar mandi itu
tak akan tercium lagi harum opor ayam masakannya...dari dapur itu
tak akan ada lagi serabi hijau yg dia belikan saat sang menantu pulang dari pasar..
dan lantas...
siapa kini yang akan dengan sabar menunggunya di dokter saat sedang perikasa rutin sakit jantungnya?siapa lagi yang mau mendengar cerita masa lalunya dengan suaminya dulu?
Siapa lagi yang akan menyusun menu sehatnya? Siapa lagi yang akan membereskan semua keperluan Hari Lebaran?!
Semua...menantunya yang mengurus!! sudah lama ia mendelegasikan semua keperluan rumah itu padanya...
Sungguh ia sangat jatuh cinta sama perempuan mantan menantunya itu...ia sangat terkesan dengan kelembutannya saat pertama kali dikenalkan anak lelakinya dulu saat pertama dikenalkan dulu?
Tak ada dalam batas fikiran tuanya...kenapa anak muda sekarang gampang sekali jatuh cinta, menikah, dan akhirnya bercerai?!!
apa itu beda prinsip? Apa itu sudah tak ada kecocokan lagi? Apa itu selingkuh?apa itu orang ketiga?! Apa itu soulmate? Apa itu cinta sejati? Apa itu.....
Bah!!!...semuanya melegalkan perceraian menjadi hal yang gampang....
batinnya terus bergejolak...
dibukanya kamar anak dan menantunya yang kini kosong.....
sekosong hatinya...yang sedang patah hati....
yaa....sang wanita tua itu patah hati, kehilangan menantu kesayangan yang diceraikan anak lelakinya.
Diusapnya air disudut mata tuanya.
Kini...aku sendiri lagi, batinnya.....
------ akhir senja, dari kesedihan seorang ibu tua--------- Susa n S.MAda----------
(ctt : perpisahan dan perceraian....selalu meninggalkan sakit...yg bukan hanya milik mereka berdua, mungkin juga kesedihan itu ditinggalkan buat semua yang ada disekelilingnya...org2 yg mencintai mereka, anak dan juga org tua....maka, Allah SWT pun membencinya..walaupun itu dibolehkan!! berfikirlah seribu kali.....!!! )
seorang ibu tua membuka mata dengan sedikit resah. Ada galau melingkupi hatinya. “Ini, hari pertama tanpanya...”,bisiknya dalam hati.
Lengang..
rumah ini tak seperti hari lalu, menantunya tak ada lagi disini. Di rumah yang biasanya tempat mereka berkumpul. Pagi, biasanya disambut sang ibu tua dengan seanyuman ramah anak lelakinya beserta istrinya, sang menantu kesayangannya itu. Sarapan bersama menjadi rutinitas yang membahagiakan hari tuanya.
Tapi, kini?!
Ibu tua, menghela nafas berat. Terasa berat.
Keputusan bercerai anaknya dengan sang menantu kesayangan sungguh membuatnya matanya terus berair. Rasanya, baru kemarin ia menikahkan mereka.baru kemaren ia mengajarkan sang menantu memasakkan makanan kesukaan anak lelakinya, baru kemarin ia merasakan asyiknya mempunyai menantu perempuan yang bisa diajaknya belanja ke pasar, mengantarnya membeli pakaian dan aktivitas lainnya yang hanya bisa dilakukan hanya dengan perempuan...
dan sang menantu...adalah perempuan yang benar2 sangat memanjakan ibu mertua. Kedekatan mereka membuat sang ibu yang sering sakit2an kembali bersemangat menjalani hidup yang selama ini terasa kosong sepninggal suaminya. Untuk itu, ia tidak mengijinkan sang anak meninggalkan rumahnya. Ia ingin terus ditemani sang anak dan menantu kesayangannya itu.
Waktu berlalu...
sang ibu tua tak pernah tahu. Bahwa senyum yang selalu mengembang ketika mereka sedang berkumpul di ruang keluaga adalah tangis yang berbeda ketika suami istri itu telah berada di kamar mereka. Pertengkaran, ketidakcocokan dan perdebatan sengit senantiasa mengisi kamar yang belum dihuni buah hati itu.
Sang waktu pun tak terkendali. Sang menantu tak lagi bisa bertahan. Ada sesak didadanya, ia tak sanggup lagi terus bersandiwara bahagia di depan sang ibu mertua. Perselingkuhan suaminya tak mampu lagi menahannya untuk tetap tinggal di rumah tua sang mertua yang sangat menyayanginya itu.
Ia sadar, sang suami sudah tak menginginkannya lagi. Sms, chating dan kata mesra hanya sang suami beri buat perempuan lain, bukan dirinya lagi. Sakiiit, perih dan harga diri yang tercampak membuatnya memutuskan untuk meninggalkan semua kenangan manis di rumah tua ini.
Ia sangat menyayangi ibu mertuanya, tapi letih hatinya bersandiwara membuat kesakitan yg teramat panjang jika menghadapi suaminya tengah merindukan wanita lain yang bukan dirinya. Hatinya pun berontak dan ingin lepas dari perih itu.cobaan dan godaan buat sang suami tak sanggup dihelanya. Ia pun keluar dari hidup suami dan ibu mertuanya itu........
Dan...sang ibu mertuapun terpenjara.
Hatinya meronta dan tak mampu lagi berkata. Lesu...gundah...sakit...da
Ia sedih tak berkesudahan..
sang perempuan itu bukan menantunya lagi...
sang perempuan itu tak bisa tinggal disini lagi...
sang perempuan itu tak ada harapan lagi memberinya cucu buat dirinya.
Ia kini sendiri lagi....
tak akan terdengar lagi senandung sang menantu di kamar mandi itu
tak akan tercium lagi harum opor ayam masakannya...dari dapur itu
tak akan ada lagi serabi hijau yg dia belikan saat sang menantu pulang dari pasar..
dan lantas...
siapa kini yang akan dengan sabar menunggunya di dokter saat sedang perikasa rutin sakit jantungnya?siapa lagi yang mau mendengar cerita masa lalunya dengan suaminya dulu?
Siapa lagi yang akan menyusun menu sehatnya? Siapa lagi yang akan membereskan semua keperluan Hari Lebaran?!
Semua...menantunya yang mengurus!! sudah lama ia mendelegasikan semua keperluan rumah itu padanya...
Sungguh ia sangat jatuh cinta sama perempuan mantan menantunya itu...ia sangat terkesan dengan kelembutannya saat pertama kali dikenalkan anak lelakinya dulu saat pertama dikenalkan dulu?
Tak ada dalam batas fikiran tuanya...kenapa anak muda sekarang gampang sekali jatuh cinta, menikah, dan akhirnya bercerai?!!
apa itu beda prinsip? Apa itu sudah tak ada kecocokan lagi? Apa itu selingkuh?apa itu orang ketiga?! Apa itu soulmate? Apa itu cinta sejati? Apa itu.....
Bah!!!...semuanya melegalkan perceraian menjadi hal yang gampang....
batinnya terus bergejolak...
dibukanya kamar anak dan menantunya yang kini kosong.....
sekosong hatinya...yang sedang patah hati....
yaa....sang wanita tua itu patah hati, kehilangan menantu kesayangan yang diceraikan anak lelakinya.
Diusapnya air disudut mata tuanya.
Kini...aku sendiri lagi, batinnya.....
------ akhir senja, dari kesedihan seorang ibu tua--------- Susa
(ctt : perpisahan dan perceraian....selalu meninggalkan sakit...yg bukan hanya milik mereka berdua, mungkin juga kesedihan itu ditinggalkan buat semua yang ada disekelilingnya...org2 yg mencintai mereka, anak dan juga org tua....maka, Allah SWT pun membencinya..walaupun itu dibolehkan!! berfikirlah seribu kali.....!!! )
No comments:
Post a Comment