Am just an ordinary girl living in the 'big and crowded' city named
Sama seperti kebanyakan orang
Kebetulan juga, saya dikaruniai beberapa talenta oleh Sang Pencipta yang sayang sekali tidak saya maksimalkan karena selama ini hanya digunakan untuk berbagai hal yang bernama kesenangan diri..
Ego, sebagai anak perempuan satu-satunya dikeluarga, paling kecil, dan jarak usia yg cukup jauh dengan kakak, maunya menang sendiri, enggan mendengar pendapat orang, makin terasah didukung oleh berbagai keberuntungan disana-sini, save by the bell in any critical situation, apalagi pemahaman saya tentang agama sangatlah minim, makin lah ego terpupuk, jauh dari kegiatan bersyukur..
My turning back time.. was When I fall in Love..
Ketika si egois jatuh cinta, pada sosok yg nyaris sempurna inside out.. rintangan menghadang.. cinta yg membuat saya mau berkorban untuk orang lain, karena begitu ingin melihatnya bahagia, dengan cara yg ekstrim karena tak mau pengorbanan saya diketahui orang lain bahkan dirinya.. akting berlanjut.. tertawa riang dalam tangis, tegar dalam kekecewaan, tidak saja menipu orang lain juga diri sendiri..
Pelarian pun dimulai.. dugem seminggu 2-3x.. joget naik meja? pulang pagi? biasa aja tuh… Alhamdulillah tidak sempat kenal narkoba.. akhirnya menyerah karena tetap merasa sepi di dalam segala bentuk keramaian itu..
Since I found You..
Pelarian diri berlanjut.. traveling.. tahun-tahun pertama yg jalan-jalan hanya fisiknya saja, pikiran masih melayang-layang merasa sebagai mahluk yg menderita.. kesan yg didapat hanyalah menumpuknya foto-foto saya di
Perjalanan-perjalanan berikutnya, selalu terisi dengan tangisan.. kali ini bukan tangis ketakutan lagi, tetapi tangis haru.. haru karena hati saya mulai terbuka memaknai kebesaranNya.. bersyukur memiliki mata yg bisa saya gunakan untuk melihat, bersyukur diberi kesehatan, bersyukur diberi rejeki.. sekali lagi teruji dalam ketakutan, terombang-ambing ombak dalam perjalanan dari Pulau Penjaliran – kepulauan seribu, langit gelap, hampir semua peserta trip terkapar karena mabuk laut, saya bahkan hampir terlempar keluar saat ombak setinggi 2M menerpa perahu kami.. perjalanan ke Nusa Kambangan menyentuh sisi kemanusiaan saya, saat kami mengobrol ringan dengan seorang napi mantan pembunuh yg sangat merindukan keluarganya hingga hampir meneteskan airmata saat bercerita kepada kami.. tukang ojek di Ujung Genteng yg begitu lirih mengucap, ‘teteh sering-sering kesini ya, ajak temen-temennya juga, kalo sepi gini kita susah teh’.. hingga perjalanan ke
Ternyata saya tidak sendirian, beberapa teman sudah mulai membawa hati dan pikirannya saat traveling untuk semakin mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Apalagi tempat-tempat indah di
Sedekah Pembuka Pintu Hati
Bagaimanapun dari sedekah inilah Allah mulai memberi pengalaman-pengalaman jiwa yg beragam.. kini yg kami belajari adalah hati yg memberi.. sedekah bukan milik para pejabat atau pengusaha yg berkelebihan saja tetapi milik siapapun yg punya hati dan empaty.. bisa berupa bantuan fisik, tetapi ternyata bantuan psikispun sangat diperlukan.. menyediakan waktu mendengarkan teman yg lagi curhat itu juga sedekah lho.. satu pengalaman batin yg membuat saya terharu adalah kepercayaan dan dukungan teman-teman pada kegiatan ini, pada peristiwa banjir kemarin awalnya saya hanya mau mengirimkan masakan saya untuk korban banjir, karena bingung harus kemana jadi saya menanyakan pada beberapa teman, alih-alih memberi jawaban mereka malah nitip dana untuk sekaligus dibelikan sembako, akhirnya saya, Mira dan Nuning kewalahan karena dalam 30 menit saja dana yg terkumpul banyak sekali dari 10 teman kami.. Subhanallah.. sesungguhnya kita hanya perlu punya niat baik, dan sisanya Tuhan yg mengerjakan..
90:10
Saya pernah membaca sebuah artikel tentang 90:10, penulisnya mengatakan dalam setiap kegiatan yg dilakukannya 90% adalah apa yg dilakukannya, tapi ternyata dari 10% porsi Tuhan saja bisa mengubah apa yg diinginkan si penulis itu.. ketika itu saya setuju pendapat si penulis, hingga suatu hari seorang teman justru bilang bahwa apa yg terjadi pada dia adalah sebaliknya 10:90 karena dia merasa dirinya tidak kompeten tapi bisa mendapatkan sesuatu yg lebih dari kemampuan dirinya..
Saat ego dan kesombongan sudah luruh, saya ikut menyetujui pendapat teman saya.. iya juga ya, secara kita cuma berniat baik saja malaikat sudah mencatat, selanjutnya memang Allah yang melakukannya, fisik kita hanyalah media yg dipinjamkan.. ketika kita mengulurkan sesuatu dengan tangan kita, Allah-lah yg menggerakkan tangan itu, rejekinya yg kita ulurkan juga dari Allah, otak yg kita gunakan untuk berpikir mencari rejeki itu juga milik Allah..modal kita cuma niat.. even dalam beribadah, niat berpuasa kita sampaikan pada malam sebelumnya, esoknya Allah memberikan tenaga untuk kita bangun, memasak, makan dan menahan lapar seharian penuh, termasuk makanan yg kita makanpun rejeki dari Allah..
--- kisah ini juga yg saya ceritakan pada pendengar setia Radio Pesona 103.8 FM, pada acara tentang kajian hidup yg bermana, yg dibawakan oleh Bp. Wisnu Prayudha, pada hari Senin tgl 28 May 2007 jam 08.00-09.00.. --
Apa yg saya tuangkan disini InsyaAllah atas ijin Allah, bukan untuk riya atau pamer, tapi untuk memotivasi teman-teman yg tengah mencari cinta Illahi.. Allah masih mau menyayangi saya, memberi kesempatan kedua setelah semua kenakalan saya, pasti Allah juga menyayangi teman-teman..
Masih onlen Dud...?
ReplyDeleteHi Puspita, saya bisa baca lagi apa yang kamu ceritakan. Ikutan sharing ya di wisnuprayudha & friend...teruslah belajar memaknai setiap peristiwa yang kita hadapai. Great!!!
ReplyDeletehiii mas Wisnu... thanks masih inget diriku... aku masih rajin kok dengerin tiap hari senin pagi :-).. yg pasti aku ga akan pernah berhenti untuk terus bertumbuh.. success buat mas Wisnu n temen-2 semua yaaa
ReplyDelete