Sunday, December 11, 2005
Don't Judge The Book From Its Cover
Friday, December 2, 2005
Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
Adakah cinta yg tulus kepadaku .. Adakah cinta yg tak pernah berakhir.. selalu untuk selamanya..
Masih ingat lagu “selalu untuk selamanya” yg dilantunkan Fathur? Melow banget ya.. Tapi temans pernah ga ngalamin yg namanya cinta yg bertepuk sebelah tangan? Yaitu saat orang yg kita suka atau cinta ternyata ga membalas perhatian kita sedikitpun. Ditelpon tidak diangkat, di-sms tidak dibalas, bahkan dia sengaja mempermainkan kita. Sedih kannn, cuk cuk cuk menusuk ke hati kecewanya.
Itu yg terjadi dalam hubungan cinta antar sesama manusia. Lalu gimana dengan hubungan horizontal, kita dan Sang Pencipta? Pernah ga terlintas di pikiran temans betapa cinta Allah sama setiap kita ga ada habisnya. Begitu banyak yg Ia beri sebagai wujud cintaNya buat kita, detak jantung, hela nafas, hingga kita bisa hidup sampai hari ini. No matter how much we can give to Allah in return. Untunglah Ia Sang Maha Sempurna jadi tidak mudah ngambek seperti kekasih kita. Ga kebayang apa jadinya kalo Allah ngambek tiap kali kita absent dari shalat 5 waktu, lalu Allah memutuskan untuk mengskorsing jalannya darah ditubuh kita, persis kayak adegan sinetron pas sepasang ABG ngambek-ngambekan gitu. Hiiii ngeri kaleee..
Begitu banyak kita diberi toleransi untuk berbuat salah, bahkan saat kita sengaja atau tidak sengaja melupakannya. Tapi Allah tak pernah meninggalkan kita sekalipun, tetap setia memberi kesempatan untuk kita menjadi lebih baik, tetap rajin mengingatkan agar kita tak melupakanNya, tanpa pernah berhitung atas pemberiannya, tak pernah menagih janji walaupun kita sendiri yg sudah membuatnya. Terus memberi dan memberi. Lalu apa yg kita lakukan?
Shalat, Puasa, ibadah yg kita jalankan banyak kali bermuara pada niat mengejar pahala, mengejar janji Allah akan kebaikan dunia akhirat, takut siksa neraka, takut azab kubur, sekadar menjalankan kewajiban sebagai umat Muslim dan ada lagi yg lebih parah, karena takut diomongin orang. Mungkinkah suatu hari nanti kita bisa menjadi kekasih Allah yg baik? Yg bersimpuh sujud karena mencintaNya, yg bersuka cita menyambut Ramadhan karena merindukanNya, bak seorang ABG gelisah didepan telpon menunggu dering panggilan dari kekasihnya, dan bukan sekadar ritual belaka (walaupun itu jauh lebih baik daripada tidak sama sekali). Karena kalau tidak begitu cinta Allah pada kita akan terus bertepuk sebelah tangan.
Semoga kita diberi waktu …
–- Puspita Widowati - Ramadhan 2005--
Malaikat Hati
kawan, kita pernah berada di garis sejajar..
walau akhirnya kita berjalan ke arah yg berbeda
memang cinta tak pernah sejalan dengan dunia
karena dunia selalu menganggap pencinta itu gila
seperti alkisah sedih nestapa Majnun dan Layla
bagi dunia tak ada cinta tanpa tahta dan harta
memang tak pernah masuk akal alam pencinta bagi dunia
dunia bilang pencinta itu sia-sia
kan masih bisa kita bahagia dengan anggur dan tarian
sedang cinta cuma bikin derita
dentingan dawai hati mungkin tak terdengar indah bagi tiap telinga
seperti kala tak semua orang arab menyukai rasul kita
apalagi cinta tak pernah memaksa
untuk menerobos masuk pada pintu yang tak terbuka
pernah kupinta pada Tuhan hadirkan malaikat untuk menjagaku
Tuhan hadirkan ia sesaat dalam hidupku
bukan untuk menjagaku tapi untuk mengajarku
arti cinta yg tak cuma semu
dan ketika kisah kami berakhir diujung waktu
ia sisakan satu pesan yang terngiang saat jelang rindu
hidup ini terlalu singkat untuk menjadi sempurna dimata semua manusia
tapi selalu ada waktu untuk menjadi malaikat di hati orang yg kita cinta
(Puspita - 19 Nov 2005)
===============
Betapa sepinya hari terlewati tanpa kekasih
Kekasih adalah anugerah Tuhan yg dihidupkan untuk menceriakan harimu
(Syeikh Nizami - Syair Layla Majnun)
===============