Monday, September 27, 2010

Thavorn Grand Plaza - Phuket Town

Hari terakhir di Phuket, pindah lagi ke hotel Thavorn Grand Plaza di Phuket Town. 

Hotelnya udah tuaaa banget, kayak Hotel Indonesia sebelum di pugar, eh no, even worse, kayak hotel Samudra Beach Hotel yg di Pelabuhan Ratu, begitu masuk lobby aja baunya tengik gitu. Sayang, padahal lokasinya cukup strategis dan bangunanya besar banget.

Kami ambil yg ratenya sekitar Rp.150.000 di agoda.com, dapatnya kamar di economic wing, ohh rupanya hotel ini salah satu favorit backpackers, menurt asisten marketing manager yg menemui kami Thavorn Grand Plaza termasuk direferensikan di trip advisor.

 
Di kamarnya ada satu double bed (terdiri dari dua single bed yg disusun berhimpitan), AC jadul yg bunyinya sumpah berisik, tapi masih dingin sih. Kamar mandi cukup besar, ada bath tub dan air panas. Mungkin ini dulunya hotel ngetop yaa, tapi tidak terurus saja.


Kawasan sekitar hotel cukup menyenangkan utk jalan-jalan, ada pasar buah, mall Robinson yg cukup besar, outlet 7-11,  atm, money changer, restoran, deretan pedagang street food yg lucu-lucu khas Thailand, serta deretan pedagang kaki lima penjual souvenir. Weekend market dan Naka Temple juga terletak tak jauh dari hotel ini. Mereka juga menyediakan fasilitas shuttle bus ke Karon Beach dua kali setiap harinya, dengan pemberhentian di Thavorn Palm Beach Karon. Untuk layanan bus ke airport dapat di tempuh dengan berjalan kaki kurleb 20 menit. 
Yah pokoke kalo temans mau berbackpack ria, cari hotel murmer, bisa lah disini. Tapi kalau mahluk penakut dan alergian sama debu serta bau lapuk seperti saya, hehehe siyap-siyap tak bisa tidur yaa :D.



Thavorn Grand Plaza Hotel
40/5 Chana-Charoen Road
Muang Phuket, 83000
Phone Number: +66 76 222 280
Fax Number:+66 76 222 270

Karon Princess Hotel - Phuket

Masih di Phuket.

Setelah dua malam menginap di Patong, berikutnya kami pindah ke kawasan Karon Beach. Kawasan yang cenderung lebih sepi dibanding Patong. Cucok buat yg mau hunimunan dehh. Jika Patong seramai Kuta, maka Karon adalah Jimbarannya. Masih atas referensi dari Agoda.com, kami dapat harga Rp.260.000 per malam untuk kamar Superior.

Karon Princess juga konsepnya minimalis, bentuk hotelnya memanjang, kalau dari depan tidak terlalu sophisticated tetapi bangunannya simple dan tidak menyeramkan (kami sempat main ke Thavorn Palm Beach dan Hilton, alamakk gede dan luass banget bangunan serta tamannya, jadinya justru menyeramkan ahh).

- bangunannya.. nice laahh -
Lokasinya cukup menyenangkan, sebelah kiri hotel ada minimarket, tempat makan, money changer dan massage. butuh ambil uang di ATM, silahkan jalan kurleb 5 menit ke sebelah kanan hotel. butuh taxi dan tuk tuk service, di depan hotel ada yg mangkal. butuh naik shong tau (kendaraan umum murmer yg menghubungkan patong-karon-kata-phuket) tinggal nyetop di depan hotel.

Ruangan kamar yg kami dapatkan sangat luas, ada satu double bed ukuran king, plus 1 ekstra bed yg nempel jendela, dua buah bangku, rak tv, diluar ada balkon dan dua buah bangku serta tempat jemur. di kamar mandi tersedia handuk mandi, handuk pantai, jubah mandi, sandal jepit untuk kepantai, sandal kamar. ada pemanas air serta hair dryer juga. Kamar mandi dengan bath tub, shower terpisah dan ada jendela yg bisa dibuka (see through boo, kemarin sih kita pakai utk mainan ala panggung unyil hihihihi). 

Makan pagi di hotel cukup lengkap, nasi, pasta, dagings, salad, fruit, roti, omelet, cereal, yogurt dan minuman. makanannya cukup enak. Kolam renang tersedia di lantai 2, cukup panjang (tinggi merata 150m) dan ada whirl pool. air kolamnya hangat lhow, jadi ga usah takut kedinginan. Di hotel tersedia penyewaan motor dan penyewaan internet, meskipun ratenya agak mahal.
Overall nilainya 8 juga, worth the pay, lebih enak kalau pesan kamar yg deluxe karena letaknya agak di depan. Kamar kami (superior) terletak di bagian belakang, untuk yg hunimun mungkin cocok yaa jadi bisa nyepi.

Hotel yg ada disebelah kanan Karon Princess namanya Baan Karonburi resort juga nice, di bagian belakang ada kamar dgn kolam dan whirlpool private di setiap kamar.
sowri tak ade nomor telponnyee ehehehe

Saturday, September 25, 2010

Patong Paradee Resort - Phuket

Bepergian ke Phuket?

Banyak orang menyarankan menginap di Patong beach, jadi kami pun mencari hotel yg murmer di Patong, seperti biasa lewat Agoda.com aja yg ga ribet. Awalnya kami jatuh cinta sama Club Bamboo Resort, tapi kok kayaknya jauh yaa, search lagi, nemu Patong Paradee (Paradise), kayaknya lucu and ga terlalu jauh dari keramaian. Kalau di Jakarta mungkin dia sekelas hotel Cipta kali yaa.

Lokasi hotelnya kalo jalan kaki, kurleb 5 menit  dari Hard Rock Cafe, 5 menit juga dari pantai, 15 menit dari JungCeylon (mall terbesar di Patong, ada Carefournya), 20 menit dari Bangla Road yang happening di malam hari with the lady boy shows.
Letaknya agak naik ke hill, jadi kalo ada tsunami gampang larinya qiqiqi.. konon waktu tsunami tahun 2005 lalu kawasan Patong ini kena lhow.. Lingkungan hotelnya cukup nyaman dan aman, dan tidak terlalu berisik, karena agak jauh dari kawasan yg hingar bingar. Sebelah kanan hotel ada minimarket 7-11 jadi kalau mau beli apa-apa gampang, termasuk makanan frozen (burger, nasi, mie cup) yg bisa dipanaskan disana.
Hotelnya memiliki dua bangunan, modelnya minimalis, bangunan yg agak lama 3 lantai (tanpa lift), bangunan baru 5 lantai (ada lift), kami dapat di bangunan lama lantai 3 pula. Jadi kalau temans mau kesana, coba nego aja minta di bangunan baru. Meskipun disebut bangunan lama tapi tetap terawat dan bersih, belum ada bau tua, masalahnya hanya naik tangga aja.
- the room - 
Kamarnya kami ambil yg standard, ruangannya cukup besar, bersih dan ada balkon diluar, bisa buat jemur-jemur :D. Ada safety box, pemasak air (with coffee n tea), TV, standard bintang 3 lah. Kamar mandi dgn shower dan tersedia air hangat. Hair dryer bisa minjem di reception, kalau mau ke pantai bisa pinjam handuk di kolam renang. Kolam renang imut aja, tapi mayan cape lah kalau bolak balik 10x, dalamnya standar 140m aja. Ada kolam untuk anak-anak juga. Di dekat restoran ada rak buku yg isinya novel-novel berbahasa Inggris, bebas untuk di baca-baca, gratis cinn.
- the balcony -
Makan pagi di hotel berupa roti, omelet, salad, buah, cereals, tidak tersedia makanan berat berupa nasi dan mie dan daging-dagingan, tapi kalau pesan omelet kita dapat juga sosis ayam dan ham (babi).
Overall nilainya 8 lah :) worth the pay.. kemarin kami dapat dari agoda Rp.220.000 per malam net including breakfast, menurut mbak receptionist, booking dari internet jatuhnya lebih murah daripada go show..
Kalau suka lokasi yg lebih dekat dengan keramaian, coba cek The Album Hotel (dia bener-bener dekat dgn Bangla Road n JungCeylon), Hotel Baumanburi juga cuantik, or utk budget traveler di Lamai Inn juga dekat keramaian tuh.

Tuesday, September 7, 2010

Short Trip to Hongkong Macau

Aku dan Sisca memang pasangan kompor di urusan jalan-jalan, maksudnya suka saling mengompori, tiap kali melihat tiket murah atau liat info daerah wisata yg kira-kira aksesnya bisa kita reach berdua, udah deh susun rencana utk berangkat. Meskipun yang namanya tiket murah kadang untuk keberangkatan sekian bulan atau malah satu tahun mendatang, beberapa kali terpaksa kami pass karena pada hari H kami berhalangan.  Perjalanan ke Macau-Hongkong kali ini juga akibat tergiur tawaran tiket murah, bayangkan saja, hanya Rp.750.000 pp untuk JKT-KL-Macau-KL- JKT, bungkus! Blass lupa bahwa tanggal perjalanan yang kami pilih adalah di bulan peak, liburan anak sekolah.. Waduh pastinya hotel lagi mahal-mahalnya tuh. Rencana perjalanan pun melebar, awalnya ke Macau saja, tapi kemudian bertambah nyeberang ke Hongkong.. “Tanggung mba udah deket, khan gw belum pernah kesana” bujuk Sisca, oke dehh..
Setahun kemudian.. ;p
Hari H keberangkatan, aku dan Sisca saling mengingatkan lagi barang-barang yg perlu di bawa, print tiket pesawat dan print voucher hotel dari Agoda. Dalam perjalanan menuju Gambir (untuk naik bis Damri ke Bandara) Sisca menyebut  tentang NPWP, akupun mendadak lemas, sugarrrr, aku ga bawa NPWP, huaa masa harus bayar 2.5 juta? Tidakkkk.. akhirnya telpon kesana kemari ngerusuhin orang-orang yg sedang bersantai, tetangga yg sering kumintai tolong kupaksa jadi ojek dadakan untuk ambil NPWP di rumah dan antar ke Bandara, wahh ribettt benerr.. Alhamdulillah teratasi, aman .. 
Note no. 1 .. NPWP itu harus selalu ada di dompet atau di kantong passport, jangan disimpan di bawah bantal  Ta ;p
Tiba di LCCT Kuala Lumpur hampir tengah malam, kami berkeliling mencari lapak utk istirahat sambil menunggu penerbangan pagi ke Macau, sejak awal kami tidak merencanakan untuk menuju hotel karena mendapat informasi bisa tidur-tiduran di airport, hanya 6 jam saja kok pikir kami.. Dan memang, banyak sekali manusia bergelimpangan dgn kantong tidur atau beralas koran di beberapa sudut LCCT, ada pula yg tidur duduk di kursi.. kami berpandangan, dan menggeleng serempak, neee.. malam ini harus bisa istirahat proper coz besok bakal jadi hari yg melelahkan..  tidak jauh dari airport kami melihat nyala terang signage Tune Hotel.. let’s go, tapi kok kayaknya jauh ya, tanya ke beberapa orang berseragam Air Asia, disuruh jalan kaki, katanya deket, tapi kita ragu, tengok kanan kiri eh ada bus berbalut logo TuneHotel.com, ahaa rupanya ada shuttle bus, tiketnya RM1, yuukss.. untung aja naik bus, coz ternyata jauuhh lhoww.. ajegile tuh orang, menyesatkan.. dan begitu sampai di receptionis kita disambut dgn senyum pak cik keturunan India “maaf kami sudah full booked”.. lemass.. again, untung aja tadi ga jalan kaki, kebayang kan udah jalan kaki jauh geret-2 koper n ransel, ehh ga dapet kamar pula.. God bless us  .. otw back to airport, naik shuttle bus lagi kita baru nyadar kalo kursi bus ini mayan empuk dan nyaman utk kita tiduran, akhirnya kita nego sama pak supir bahwa kita bakal ngikut dia bolak balik n bakal bayar RM10 per orang.. jadilah malam itu kami tidur di bus Tune Hotel :D ..
Note no. 2.. Transit di LCCT ? kalau ini adalah awal perjalanan menuju tempat lain, lebih baik booking sekaligus TuneHotel sesudah booking tiket.  Jangan lupa, ada Shuttle Bus, jangan mau disuruh jalan kaki. Transit menjelang pulang atau males bayar hotel? modalnya sleeping bag, kantong uang (yg diikat di pinggang di dalam celana panjang), baju yg hangat, bantal leher dan cari lantai yg agak bersih dan aman. Alternatif lain, beli secangkir susu hangat dan roti di restoran Taste of Asia (seberang McD LCCT) di terminal keberangkatan dalam negeri, jangan langsung dihabiskan, manfaatkan bangku panjangnya utk meluruskan badan sejenak. Ada satu lagi, di restoran makanan India (lupa namanya) tidak jauh dari resto Taste of Asia tadi, kursinya juga sofa panjang. Terlanjur geret koper ke TuneHotel dan ga dapet kamar? Manfaatkan sofa-sofa panjangnya di lobby untuk istirahat ;).
Oh iya, sekarang AirAsia ada fasilitas online cek in yg bisa diakses dari computer pribadi maupun di beberapa airport, kalo ga salah di SoeTa udah ada, di LCCT juga, yg bisa mulai diakses 48 jam sebelum jam keberangkatan. Mayan khan ga usah ngantri. Nah kalau kita sudah online cek in, tinggal tunjukkan saja print outnya ke Drop Bag Counter, sambil ngedropin bagasi.  Ngomongin soal bagasi, jangan lupa AirAsia sekarang ketat banget soal 1 bag  max 7kg yg dibawa ke cabin, jadi better beli bagasi online, lebih murah daripada pas di bandara. Untuk cewe biasanya diperbolehkan 1 tas tangan dan 1 tas tenteng, nah kalau beli makanan perintilan yg dikemas terpisah-pisah better disatukan disatu tas tenteng yg agak besar, kalo apes ketemu petugas yg galak disuruh tinggalin lhow.
Sesudah cek in kami duduk santai sambil ngerumpi, nunggu waktu boarding, entah firasat apa aku ajak Sisca masuk ke dalam dan duduk santainya di ruang tunggu boarding saja, di saat kita baru lepas dari counter imigrasi bergaunglah announcement “Panggilan terakhir kepada Miss Puspita Widowati dan Miss Fransisca Olivia untuk naik pesawat AirAsia nomor penerbangan blabla ke Macau” .. wakks nama kita berdua disebut, langsung kita lari terbirit-birit naik tangga dan berputar ke arah gate keberangkatan, total 3x nama kami dipanggil, dgn bahasa yg berbeda-beda tentunya, tapi teteup namanya sama.. OMG, kita mendadak ngetooppp makk di KL.. hihihi, ini semua gara-gara lupa ngerubah setting jam!..   Lucky us! As always, God save the Princess .. Saat berlari menuju lane tempat pesawat kami diparkir, kami udah stress membayangkan wajah-wajah penumpang lain yg menatap marah menunggu kami yg terlambat.. ternyata oh ternyata, mereka semua salah lane, pesawat yg menuju Macau berada di lane 57, entah mengapa info yg mereka dapatkan pesawat itu berada di lane 19, jadi berbondong-bondonglah mereka berjalan dari lane 19 ke 57, lumayan jauh lohh, dan lumayann karena kita batal dipelototin orang.. hihihi..
Perjalanan dari KL ke Macau memakan waktu 4 jam, saat pintu pesawat sudah ditutup, Sisca langsung menghilang, mencari barisan tempat duduk yg kosong, ahh ternyata dua row di depan kami ada kosong, alhasil kami sukses tidur meluruskan badan sepanjang perjalanan KL-Macau, sementara penumpang lain duduk rapih di tempatnya..  Ahh Tuhan kami, tiadalah Manager yang paling pandai selain Engkau, You really know what is best for us.. Love You Ya Allah 
Note 3.. AirAsia KL-Macau hanya menerima pembayaran belanja di atas pesawat dalam mata uang Ringgit, HKD atau USD, meskipun flyer penawaran makanannya masih mencantumkan harga dalam Rupiah, dan meskipun bayar pakai HKD atau USD kembaliannya selalu berupa Ringgit dengan fix rate yg ditentukan oleh AirAsia
Hari Kedua – The beginning of the journey..
Cukuplah ya stress-stressan di hari pertama, lupa NPWP, mendadak ngetop di KL ;).. Tiba di Airport Macau, ga makan waktu lama untuk urusan Visa on Arrival, kita nunggu bis AP1 menuju Ferry Terminal, tapi kok lama yaa, padahal kita ngejar waktu niy.. naik taxi aja,  kurleb HKD 60, blezz sampe deh Ferry Terminal, langsung menuju tempat tiket, karena kita menuju daerah Kowloon di HKG jadi naiknya FirstFerry. Naik ke Ferry langsung pasang bantal tidur dan zzz merem lagi deh, mayan 1 jam euy.
Note no. 4.. nilai uang Macau = Hongkong, di Macau anda bisa belanja pakai uang HKD, tetapi di HKG anda tidak bisa pakai uang Macau. Kalau naik taxi di HKG maupun Macau, jangan langsung marah jika supir menagih anda berbeda dgn yg tercantum di argo, coz disisi pintu ada keterangan biaya bagasi per satu tas HKD5, dan untuk taxi to/from airport ada charge HKD10 
Tiba di  Kowloon kami menumpang bis no 3C yg tersedia di bagian samping Ferry Terminal, turun di Post Office Mong Kok, sampai di sana celingukan, arah mana yaa hotel kita itu, geret-geret koper kami berjalan menyusuri jalan-jalan kecil di Mong Kok yg penuh orang lalu lalang, akhirnya berjumpalah dengan Soy Street, tapi disebelah mana hotelnya, perut udah lapar ga karu-karuan, akhirnya masuk ke sebuah restoran Mie yg terlihat cukup bersih, entah apa namanya tapi makanannya mayan enak dan banyak dan es lemon teanya segarrr sekalii.. I love it.. abis makan cari hotel lagi, tanya orang kiri kanan pada bingung, di voucher yg kami pegang ga tercantum nomor telepon yg bisa dihubungi, ga jauh dari resto tadi aku lihat hotel Stanford tempat aku menginap dulu, hmm seharusnya aku cukup familiar dengan Mong Kok mengingat dulu seminggu lebih berada disana.. akhirnya menyerah, kami menyetop taxi dan menunjukkan alamat hotelnya, supir taxinya muda trendy dan helpful, dann dia bisa baca huruf romawi serta Inggrisnya bagus (jarang-jarang lhow), ketemulah kami dengan si hotel, yg ternyata bener-bener selurusan jalan dari resto tadi dan si hotel Stanford.. alamakk..
Usai mengganti pakaian dan mandi, udah jam 3 sore bouw, kami berangkat menuju MTR station yg terdekat, beli tiket 24hours for tourist, HKD55 (belum berubah dari 3 tahun lalu). Langsung wuzzz menuju tujuan wisata yg a must to see, The Peak di Hong Kong Island.. turun di station Central, lanjut naik bis nomer 15 menuju The Peak.. Alhamdulillah cuaca cerah dan udara bersih, jadi kami bisa menikmati pemandangan ‘indah’ dari atas The Peak,  foto-foto, ikutan isi kuis yg hadiahnya free trip to HKG, menjelang  sunset kami pun turun dan menikmati sunset dari atas bis saja . soalnya mau ngejar jam 8 di Clock Tower untuk liat show lampu disco dari gedung-gedung di bibir pantai HKG Island, yg ternyata gitu ajahh, promosi yg lebay..

-- The Peak --
 -- from The Peak view point --

 -- symphony of light -- 

Berhubung kebetan yg kudapat bahwa malam itu tim bola kesayanganku Germany bakal tanding, jadilah usai dari Tsim Tsa Tsui kita langsung mabur balik ke hotel, udah cape juga sih, makan malemnya beli ayam KFC aja ya, wkwkwk, eh beda lhow sama KFC di Jakarta, disana ayamnya rasa lemon :p.. sampai di hotel bersih-bersih badan langsung turn on tv, cari-cari channel world cup, kokkk ga adaaa, telpon ke reception “sorry we don’t have world cup channel here” .. gubrakss.. wakkss.. masa kudu ke kafe sih, tapi dimana juga kafenya.. akhirnya mencoba ikhlas, hiks hiks, emang disuruh istirahat kali yak.. zzz
Hari Berikutnyaa
Bangun pagi badan rasanya sakit semua, tapi tetap semangat, hari ini jadwal mau ke Ngong Ping dan Disneyland, baru siangnya ke avenue of star. Cek out hotel, nitip barang di reception, langsung  naik MTR ke Tung Chung, station terdekat menuju Ngong Ping. Entah kenapa aku suka aja ke Ngong Ping, suka naik Cable Carnya hihi, melintasi lautan dan bukit-bukit soalnya, I like the scenic view, Subhanallah paduan ciptaan Allah yg indah dan manusia yg pintar mengelolanya..

 -- Ngong Ping Cable Car -- 

Sempet bingung pas beli tiket Cable Car, coz sekarang ada pilihan cabin biasa n crystal cabin, apaan tuh ya, tapi kok mahal, ah yg biasa aja toh rutenya sama. Yg lucu pas baru naik ada fotografer dari pengelola, dia mengoceh dalam bahasa cina, aku manggut-manggut aja, nebak-nebak, paling ditawarin foto n hasilnya bisa di lihat pas kita mendarat di Ngong Ping sana.. Sisca ketawa terus liat gayaku yg sok paham..  one two cheese .. duh masih terngiang suaranya tuh mas fotografer, sumpah cempreng.. dan bener lhow tebakan eke, ada beneran tuh foto kita berdua nyengir di Cable Car dalam bentuk 2 key chain n 1 helai foto ukuran 4 R
Tiba di Ngong Ping kami langsung menuju Big Budha, naik ke atas, foto-foto di puncaknya, nikmatin pemandangan, n turun langsung ke Po Lin Monastery, sesudah puas langsung menuju Ngong Ping Village lagi, foto-foto n lihat-lihat sebentar, then langsung ke Cable Car lagi, back to Tung Chung. Kali ini kita bener-bener berdua aja di Cable Car, serem juga.. (sampe di Jakarta baru ngeh, crystal cabin itu lantainya kaca, jadi bisa ngeliat ke bawah langsung, alamak untung ga pilih yg ini, bisa repot duduknya ciinn)

 -- full color at Ngong Ping village -- 

Note no. 5.. Jika ingin ke Ngong Ping usahakan pagi-pagi sudah sampai di Tung Chung, at least jam 09.30, Cable Car mulai buka jam 10.00, kesiangan dikit waktu kita bakal habis di antrian Cable Car. Ngong Ping adalah daratan tinggi, sering kali tertutupi kabut seperti di Puncak, makin siang kita kesana makin besar resiko The Big Budha tertutup kabut, begitu tiba pun lebih baik langsung menuju Big Budha sebelum makin berjejal pengunjungnya. Untuk menuju Ngong Ping bisa juga naik bis dari Tung Chung, lebih murah tapi makan waktu. Tiket Cable Car lebih baik beli langsung utk return, lebih murah.
Kembali ke Tung Chung, it’s time for shopping!  Tung Chung Citygate merupakan salah satu shopping mall yg lengkap, banyak aja branded outlet dan mostly pasang diskon! Esprit, Giordano, Adidas, Guess, Mango, Swatch.. ya udah ketebak lah ya, waktu kita abiss disini, dan kita baru berhenti cuci mata ketika perut sudah kelaparan, waks jam 2 siang! Haiya padahal plannya masih banyak. Akhirnya makan siang yg direncanakan di Mong Kok berganti dengan makan siang di Tung Chung, nasi bebek, slurp enakk.  Tapi cuci matanya belum puas, lanjut lagi yaa hihihi (sumpah gw bukan orang yg hobby belanja, tapi kalo udah di HKG kayakna kalap aja). Di MTR, berdua duduk lemas, baru terasa capenya, akhirnya berembug, batal deh foto-foto di Disney n Avenue Star, next time (kapan tuh yaa). Ya udah sampe Mong Kok dilanjutkeun acara cuci mata, ke outlets lagi, ke ladies market lagi dan makan lagi di restoran Mie yg kemarin :D .. balik hotel udah hampir jam 6 sore, ambil koper, cari taxi langsung menuju Ferry Terminal, ternyata ada FirstFerry yg udah mau berangkat, lari-lari deh menuju Ferry.. back to Macau..

 -- Sisca in front of our fav noodle resto , Mongkok --
Tiba di Macau, kami langsung mencari shuttle bus ke Emperor Hotel, wahh ternyata untuk hotel bintang 3 ke atas dan beberapa Casino ternama masing-masing punya shuttle bus yg nangkring di Ferry Terminal, kok malah di Airport ga ada yaa.. tanpa lama menunggu kami pun langsung diantar ke hotel tempat kami akan menginap.
Hotel reviewnya terpisah ya.
Malam itu kami habiskan di kamar hotel, menikmati kamar , sambil cicil packing dan nonton bola! Hoho ternyata German baru tanding malam ini, yg kemarin Belanda. Horee mas Klose cs menang! Ehm ada yg kalah tarohan neeyy hihihi..
Hari keempat
Bangun pagi kayaknya masih ga rela ninggalin hotel, baru jam 9 kami betul-betul beranjak, titip koper then numpang shuttle bus lagi menuju Ferry Terminal, nyambung shuttle bus yg ke Venetian.. plannya kita mau naik gondola n liat-liat casino hihi..  bisnya nyaman banget bikin mataku kriep kriep.. tiba di Venetian, ohh ini hotel ada mallnya dan casinonya.. wow, arsitektur dan interiornya bagusss.. keliling cari gondola, lahh kok segini aja, males bener kalau kudu bayar HKD 108, masih mendingan naik sepeda air di Danau Cibubur deh.. akhirnya kami cuman sight seeing, foto-foto, beli roti n main di casino, awalnya cuman pingin foto-foto, eh dimarahin satpam, akhirnya kami bergaya mau main beneran, ya jadilah main beneran, ga bisa pula, beberapa dollar pun melayang ;p..
Sama seperti di Hongkong, di Macau pun kerap kali kami diajak bicara pakai bahasa setempat,  Sisca udah manyun aja, elu aja deh yg ngomong sama mereka mbak, kayaknya elu bisa nyambung.. siwalann.. nahh di kedua Negara ini, banyak sekali sodara-sodari kita para pahlawan devisa yg bisa kita temui di hari Minggu karena mereka libur bekerja, tapi jangan harap bisa nanya-nanya arah sama mereka yaa, sama aja butanya sama kita :D
Puas di Venetian, kami kembali naik shuttle bus ke Ferry Terminal, tujuan selanjutnya Senado Square, dari Ferry Terminal seharusnya kami naik bis 10A, tapi gara-gara disuruh sama petugas di loket naiklah kita bis nomer 10, katanya sama kok..  nyasar dengan sukses .. panasnya udara bikin kami tambah stress, ngadem dulu deh cari makan seadanya.. maksud hati pesan mie pangsit tapi yg tersaji kok pangsit kuah, feelingku udah ga enak, hmm kayaknya ada ba-nya niy, berdoa aja.. usai makan aku membersihkan tangan dengan tissue yg tersaji di meja, kebiasaan yaa makan di Jakarta tissue gratis donk, ehh ternyata untuk tissue itu aku kena charge 2 MP.. beteee.. 

 -- Senado Square --
Melanjutkan perjalanan dengan bis no 3 tanya ke pak supir lewat Senado Square, horay..  waahh arsitektur gedungnya bener-bener gaya eropa banget, serasa di kawasan fatahillah tapi lebih rapih aja.. panasnyaa naujubilee ciinn, untung bawa payung ;p.. foto-foto di gereja tua, tiba-tiba perutku terasa sakitt sekali, kontraksi niyy.. terpaksa deh mampir ke outlet hagen daaz, sebelum duduk dan memesan, tanya dulu donk ada toilet ga, hahaha.. hmmph beneran tuh pangsit yg kumakan tadi ga halal, buktinya langsung keluar semuaa..  puas foto-foto kami kembali menuju hotel, ambil barang, bersih-bersih dan repack di toilet lobby, untung ga ada orang lain jadi kami bisa cuci kaki di wastafel .. durr langsung menuju airport, kali ini pake taxi aja, soalnya shuttle yg ada di hotel hanya ke Ferry terminal..
Dalam penerbangan ke KL, Sisca beruntung bisa duduk sendiri, sedangkan aku harus bersama dua cowok-2 malay, awalnya aku bertahan, ikhlas dehh biar Sisca bisa tidur, lama kelamaan begah juga secara dua mahluk ini ngajak ngobrol yg ga penting gitu, waduuhh mana bisa tidur nihh guee.. akhirnya say goodbye politely dan pindah ngerecokin Sisca, dia tetap tidur terlentang dgn kaki menggantung di jendela, aku tidur duduk  mematung bak arca *lebay*.. sampai di KL kami langsung membeli minuman hangat di resto Taste of Asia dan numpang tidur terlentang  hehehe..  then, back to  Jakarta