Monday, May 31, 2010

Kemenangan Sebuah Kesetiaan

Sepanjang minggu lalu ada sebuah pemandangan yg berbeda yg menghiasi media kita, sesuatu yg tiada perdebatan di dalamnya tetapi justru berisi keindahan, cinta dan kasih sayang. Sejuk sekali, seperti oase di tengah gurun berita yg kering menyesakkan tentang kasus Century, Susno Duadji, pengganti Sri Mulyani, kerusuhan pilkada disana sini, pertikaian selebriti, sinetron-sinetron local yang isinya perang di dalam keluarga, sadis. 


Adalah pemberitaan seputar meninggalnya  Ibu Hasri Ainun Habibie, mantan ibu Negara kita, seorang wanita yang luar biasa, dan kesetiaan seorang BJ Habibie, pria yang juga luar biasa, mendampingi hingga Ibu Ainun menghembuskan nafas terakhirnya. Sungguh menyayat tapi juga membawa damai, inilah saat Tuhan mengirim pesan kepada bangsa Indonesia, berkasih sayanglah, jangan rusuh dan anarkis terus.

Keanggunan seorang Ibu Ainun menyejukkan mata, kesetiaan seorang Pak Habibie yg dikenal serius itu lembut mengguyur jiwa. So beautiful. Terima kasih almarhumah dan Pak Habibie, sudah memberikan contoh yg baik untuk generasi penerusmu. Semoga cinta kalian tak terpisahkan oleh kematian dan tetap bersatu di akhirat nanti, amiinn..

Tak jauh dari kisah kesetiaan Pak Habibie, Pak Mario Teguh pernah mengulas di programnya, bahwa seorang suami yg berniat baik berjuang penuh cinta kasih untuk anak istrinya akan dimudahkan oleh Tuhan dalam rejekinya dan bahkan tak perlu berusaha keras seperti sebelumnya. Beliau mencontohkan apa yg terjadi pada dirinya. Rejeki disini tentu dalam artian luas, bukan sekedar materi ya.

Mungkin ini contoh lainnya. Bosku. Seorang yang pintar dan brilian, really down to earth, meskipun tajir melintir tapi cueknya setengah mati, kalem, ga pernah tinggal sholat tapi tukang celetuk ancur stadium tinggi. Ia berusia lebih muda dariku, dulu kami selevel, tapi karirnya meningkat pesat, diluar kantor pun kini ia menjadi pengusaha yang sukses. Yang membuatku kagum dan salut padanya adalah caranya menyanjung, membanggakan, menyayangi istri dan anak-anaknya. Sejak dulu ia sering memajang foto keluarga mereka di BBM, YM maupun FBnya. Statusnya pun tak jauh-jauh dari kebahagiaan di keluarga kecil mereka, tanpa malu jaim atau gengsi, kerap kali ia menuliskan kekagumannya pada istrinya. Cool. Semoga selalu setia ya Boss. (ini gw ga bermaksud kiss ass lhow bos, tapi kalo gaji gw mau bos tambahin lagi sih Alhamdulilahh.. qiqiqiq)

Di sisi lain, banyak contoh mereka yg berkhianat pada pasangan lambat laun menderita, kebahagiaan semu dari ketidaksetiaan itu hanya mereka dapatkan sesaat, sisanya malu dan sesal. Ga perlu tunjuk muka dan sebut nama, didoakan saja semoga kelak mereka kembali ke jalan yang benar. Pelajaran kesetiaan dari Ibu Ainun-Pak Habibie yang sedemikian indah, semoga bisa membukakan mata kita untuk senantiasa berniat baik dan menjaga kasih sayang pada keluarga dan orang-orang yg kita cintai.

Setia terdengar kuno di jaman ini, tetapi mereka yang setia pasti akan mendapatkan berbagai nikmat dariNya. Insyaallah, amiinn. Bukan hanya setia pada pasangan, tapi setia pada kebenaran, kebaikan dan bahkan pada profesinya..

A tribute to Almarhumah Ibu Hasri Ainun Habibie (may you rest in peace ibu) and her beloved husband, juga untuk para sahabat yang pernah mempertanyakan adakah kesetiaan, untuk siapapun di luar sana yang pernah terluka dan dikhianati.. there is a hope, when you believe..

I always dream of it, menghembuskan nafas terakhirku di pelukan seseorang yg mencintai dan kucintai.. sama seperti Ibu Ainun...

.. sambil nyanyiin lagunya Jikustik..
selang waktu berganti aku tak tahu engkau dimana... tapi aku mencoba untuk setia..

Wednesday, May 12, 2010

Cinta di Kala Senja

-- mid of January 2010 --

Menyusuri lorong-lorong sepanjang Malioboro ke Pesindenan sendirian (ups sama pak becak dink), berpayung temaram senja, membuatku setengah terisak. I dont like this situation, especially when am in Jogja in condolence occasion, we just lost our second mom, my sista in law mom. She is a very generous person, though sometime she seems emotional but I understand she doesnt mean to be rude, its all about the dialek and sound. 

Its truly a deep lost. I feel so sad at that time. Moreover when I see the father almost start crying when we sit together for lunch and there is a home band at the restaurant, and he request for a song which reminds him of his beloved wife. "Vision" by Clif Richard. Apalagi pas bapak ikut nyanyi di reffnya.. "when will we meet again, when, when, when" and minta sekali lagi dinyanyiin pas udah habis lagunya..  OMG am drowning to hear that..

Pasangan yang sudah berumur, khususnya yg sudah memasuki masa pensiun, umumnya memang tampak seperti dua anak kecil lagi. Di kala muda penuh romantisme tapi dimasa tua penuh keributan hanya karena hal sepele. Sama yg terjadi dgn bapak ibu kandungku maupun besannya dan teman-teman seperjuangannya dulu. Sering aku menguping ibu bercerita, pak anu ribut sama bu anu gara-gara urusan kupas mangga atau urusan bikin teh manis. Dulu hal-hal itu ga pernah diributkan karena sang suami waktunya lebih banyak di kantor daripada di rumah. Kini di masa pensiun, waktu yg dihabiskan bersama lebih banyak, sementara sang bapak sudah jadi sensitif karena lost of power syndrome, dan sang istri jika ia biasa menjadi penguasa urusan rumah kini merasa kekuasaanya berkurang, sensitif juga deh. 

Kadang aku jadi ketawa kalau ibu mengadu atau sebaliknya, tapi sebentar kemudian mereka akur lagi duduk berdua diteras sambil bergandeng tangan. Nah kalau papa mamanya mbakku ini kalau lagi bersitegang bisa lebih lama, sampai anak-anaknya kepusingan juga. Maka, ketika melihat sang bapak matanya berkaca-kaca menyanyikan lagu Visions itu tadi, I believe the song is addressed to his wife toohh.. rasanya trenyuhh banget.. pasti beliau teringat masa indah mereka dulu di kala muda.. so sweet..

Jadi inget quotes yg pernah kubaca di KFC Blok M Plaza jaman dulu kala, yg bermakna banget hingga kini " you will never know how much you will lost until they are gone ".. when everything is too late, then it said too late.. hiks..
may you rest in peace Ibu Dewi Soeharto.. gonna miss you..

^ita^

Sunday, May 9, 2010

Hotel Peti Mas - Jogja

Meskipun di Jogja keluargaku banyak benerr, tapi kadang pingin juga hide away, dateng cuman untuk menikmati Jogja tanpa ketemu seorangpun saudara. lagi pengen sendiri aja.. nah kalau udah begini tempat stay yg paling enak ya diseputaran Malioboro.. gampang kesana kesini.. salah satu pilihanku di daerah Jl. Dagen.. ada banyaak banget hotel melati di sepanjang jalan ini, tapi yg satu ini sangat nyaman dan homy..
 -- Open air bathroom --


-- small but nice pool --
  
Kayaknya hotel ini cukup diminati oleh turis asing juga, rame terus tuh hotelnya, so meskipun agak masuk ke dalam tapi ratenya lumayan tinggi lhow Peti Mas ini.. tapi dari sisi kamar memang lumayan luas, ada pilihan AC/fan, ada kolam renang walau kecil, kamar mandi luas (some of them open air lhow, gambar bawah).. dannn meskipun hotel lama, tapi mereka baru saja merenov kamar-kamarnya.. lebih baru deh furniture dan interiornya.. Krunya ramah-ramah.. nice deh.. rate publishnya utk yg AC 440ribu, tapi kemarin aku coba minta diskon, eh dapet dunk 20%, jadi cuma Rp.357ribu aja utk room dgn double bed.. cenangnyaa.. kalau yg fan ratenya sekitar 170ribu..


Mau jajan, masih di jl Dagen, sebelah kanan hotel ada beberapa rumah makan, dan kalau malam di sebelah kiri di depan SMP Stella Duce ada penjual mie jawa yg uenakk.. selain mie nyemek, juga ada bihun dan nasi goreng.. masaknya masih pake tungku.. jualannya mulai jam 8, lariiss banget.. asal sabar menanti aja.. cari nasi kucing or wedang ronde.. adaa jugaa disepanjang Dagen..

Hotel Peti Mas - Jl. Dagen 27 - Telp: 0274 561938, 513191

Beberapa Hotel lain di sepanjang Dagen yang kulihat lumayan oke, baru dan minimalis..
Hotel Lilik - Jl. Dagen 16 - Telp: 0274-586990, 3211111 (rate: superiior 160ribu, vip 260ribu)
Hotel Permata - Jl. Dagen 64 - Telp 0274-518117, 563096
Hotel Schott - Jl. Dagen 57 - Telp 0274-552686